Hal ini diketahui saat Yudo menceritakan perjuangannya untuk menjadi seorang tentara.
Kata Yudo, karena tak punya sanak saudara, ia rela menumpang tidur di masjid untuk merebahkan tubuhnya setelah berjuang mengikuti proses seleksi AAL.
"Kayak saya, rumah Madiun daftarnya pas itu di Surabaya. Akhirnya saya ngeluarin duit buat naik bus pulang pergi untuk makan," kata Yudo, dikutip dari Tribunnews dalam acara serbuan vaksinasi TNI AL di Balai Samudra, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (2/11/2021).
"Terus saya waktu itu tidur di masjid karena kan memang enggak ada saudara. Mungkin ya seperti itu," sambungnya.
Baca juga: Yudo Margono Sebut Sudah Seharusnya Indonesia Jadi Poros Maritim Dunia
Setelah itu, dia resmi diterima sebagai prajurit TNI Angkatan Laut (AL).
Dalam perjalanan karier militernya, Yudo dapat dikatakan dibesarkan sebagai prajurit TNI AL di Kapal Perang Republik Indonesia (KRI).
Hal ini terlihat dari penugasan awalnya selepas lulus dari Akademi Angkatan Laut (AAL) pada 1988, Yudo langsung mendapat kepercayaan dengan mengemban posisi sebagai Asisten Perwira Divisi (Aspadiv) Senjata Artileri Rudal di KRI Wilhelmus Zakaria Johannes-332.
Karier terakhir Yudo sebelum menjabat KSAL adalah Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I) pada 2019-2020.
Nama Yudo kian akrab saat menduduki jabatan tersebut.
Hal ini karena keterlibatannya secara langsung memantau kehadiran kapal-kapal nelayan China yang melanggar karena memasuki wilayah Natuna, Kepulauan Riau, pada 2020.
Tak sampai situ, Yudo juga terlibat aktif dalam penanganan warga terkait Covid-19, terutama dalam pemulangan warga negeri Indonesia (WNI) yang ada di luar negeri.
Semakin dekat menuju pelantikan, tentu Yudo begitu diharapkan masyarakat mampu membawa TNI ke arah lebih baik.
Harapan masyarakat kepada Yudo sebagai Panglima TNI, nyatanya agar aksi-aksi separatis atau teror dapat diberantas.
Hal itu tercermin dalam hasil survei Litbang Kompas yang dirilis Senin (12/12/2022).
Survei ini menunjukkan, 73,9 responden yakin Laksamana Yudo Margono mampu memberantas gerakan separatis atau aksi teror ketika menjadi Panglima TNI.