Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Saya Enggak Ingin Lagi Cerita yang Sebabkan Kita Pesimis

Kompas.com - 02/12/2022, 16:46 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, dirinya tidak ingin lagi menceritakan hal-hal yang membuat masyarakat menjadi pesimis.

Salah satunya menceritakan soal kondisi dunia yang sedang dilanda ketidakpastian dan terdampak krisis global.

Presiden menekankan, meski kondisinya memang benar demikian, tetapi dirinya mulai saat ini akan menyampaikan hal-hal yang membangun optimisme masyarakat.

"Saya tidak ingin menyampaikan hal-hal yang menyebabkan kita pesimis. Artinya saya tidak ingin cerita lagi dunia ini, baru kena ini, baru kena ini," ujar Jokowi saat memberikan sambutan pada Rapat Pimpinan Nasional Kamar Dagang dan Industri (KADIN) yang digelar di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Jumat (2/12/2022).

Baca juga: Jokowi: Zaman Kompeni Ada Kerja Paksa, Zaman Modern Muncul Ekspor Paksa

"Memang betul. Faktanya seperti. (Tetapi) saya enggak ingin cerita lagi. Saya ingin cerita yang optimis-optimis," tegasnya.

Pasalnya, lanjut Jokowi, Managing Director lembaga moneter internasional (IMF) Kristalina Giorgieva sendiri telah menyampaikan kepadanya bahwa Indonesia merupakan titik terang di tengah kesuraman ekonomi global.

"Hati-hati di tengah kesuraman ekonomi global Indonesia adalah titik terangnya. Dia ngomong seperti itu," tegasnya.

Jokowi kemudian menjelaskan alasan pernyataan IMF tersebut, yakni laporan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Baca juga: Jokowi Ingin Negara Lain Bergantung dengan Indonesia

Untuk besaran inflasi, Indonesia mampu menjaga pada angka 5,7 persen. Sementara itu, tingkat rata-rata inflasi dunia sudah mencapai 10-12 persen.

Bahkan ada pula negara yang tingkat inflasinya mencapai lebih dari 80 persen.

"Kenapa kita harus pesimis kalau angkanya terjaga seperti itu. Kita harus optimistis. Kemudian pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga 2022 tumbuh sebesar 5,72 persen. Yang mana proyeksi pertumbuhan rata-rata ekonomi dunia sebesar 3,2 persen," jelas Jokowi.

"Kenapa kita tidak optimis dengan angka-angka itu? Harus optimis. PMI (purchasing managers index) kita juga pada level yang ekspansif. Semua negara terkontraksi rata-rata dunia sudah di bawah 50 kita angka terakhir yang saya tahu 51,8. masih di atas 50. Mengapa kita tidak optimis dengan angka2 level ekspansif seperti itu? harus optimistis. Kita baca angka-angka," lanjutnya.

Lalu dilihat dari neraca perdagangan, Indonesia sudah mengalami surplus selama 30 bulan berturut-turut.

Baca juga: Jokowi: Enggak Perlu Sakit Hati Kalah Digugat di WTO

Dari yang sebelumnya selalu negatif, defisit sejak mei 2020 lalu setelahnya selama 30 bulan berturut-turut besaran ekspor Indonesia lebih tinggi dari impor.

"Kenapa kita tidak optimis? Harus optimis. Transaksi berjalan ini, mengendalikan ini sangat sulit sekali. Kita 2019 ini masih defisit 30 miliar Dolar AS. Minus 2,7. Sekarang sudah surplus menjadi 4,4 miliar dolar AS dan plus 1,3," ungkap Jokowi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com