Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bharada E Ungkap Momen Sandiwara Ferdy Sambo Usai Habisi Brigadir J

Kompas.com - 02/12/2022, 07:33 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu (Bharada E) mengungkapkan momen saat Mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo bersandiwara setelah pembunuhan terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) di rumah dinas di Kompleks Polri Duren Tiga Nomor 46, Jakarta Selatan, pada 8 Juli 2022.

Menurut Richard, setelah Yosua tewas dibunuh, Ferdy Sambo kemudian meletakkan senjata api ke tangan jenazah ajudannya itu sebagai bagian dari skenario tembak menembak yang sudah direncanakan sebelumnya.

Ketua Majelis Hakim Wahyu Iman Santosa kemudian bertanya apa lagi yang dilakukan Ferdy Sambo setelah meletakkan senjata api di tangan jenazah Yosua.

Baca juga: Pengacara Putri Candrawathi Bantah Keterangan Bharada E soal Peran Kliennya dalam Pembunuhan Berencana Brigadir J

"Habis senjata diletakkan dia langsung berdiri Yang Mulia. Marah dia teriak ke kita, 'kalian tidak bisa jaga ibu!'" kata Richard saat memberikan keterangan di persidangan terdakwa Bripka Ricky Rizal Wibowo dan Kuat Ma'ruf, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (30/11/2022), seperti dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV.

Setelah itu seingat Richard, Ferdy Sambo kemudian memerintahkan kepada Ricky atau Kuat buat memeriksa ponsel Yosua. Kemudian Sambo keluar dari ruangan.

Sedangkan Richard memilih menghindar dan mengalihkan pandangan dari jenazah Yosua yang dalam kondisi tertelungkup.

Menurut Eliezer, tidak lama kemudian salah satu ajudan lain Ferdy Sambo, Adzan Romer, masuk ke dalam rumah dan bertanya tentang apa yang terjadi.

Baca juga: Ahli Digital Forensik Ungkap Perangkat DVR CCTV di Rumah Dinas Sambo Dimatikan Paksa 26 Kali

Akan tetapi, Richard mengaku saat itu pikirannya kosong dan baru fokus kembali ketika tangannya ditepuk oleh Romer.

Ferdy Sambo, kata Richard, kemudian kembali masuk ke dalam rumah dan ke kamar yang di dalamnya terdapat sang istri, Putri Candrawathi.

"Dia (Ferdy Sambo) lewat ke arah...lewat depan mayat Yang Mulia. di samping almarhmum lewat. Lewat antara saya. Romer di sini (depan), saya di sini (belakang). Dia sempat sikut si Romer, 'kau enggak bisa jaga ibu'," kata Richard.

Padahal Romer sedang berada di luar rumah saat peristiwa pembunuhan Yosua terjadi. Hal itu terungkap melalui rekaman kamera CCTV yang mengarah ke pertigaan rumah dinas Ferdy Sambo yang diputar jaksa penuntut umum dalam sidang sebelumnya.

Baca juga: Hakim Soroti CCTV yang Perlihatkan Kodir ART Ferdy Sambo Mondar-mandir Usai Penembakan Brigadir J

Dalam rekaman kamera CCTV itu terlihat Romer dan seorang asisten rumah tangga Sambo, Diryanto alias Kodir, berada di luar tempat kejadian perkara.

Romer bahkan terlihat sempat mencabut senjata api dan berlari ke arah depan rumah saat mendengar suara tembakan, dan kemudian masuk ke dalam rumah.

Richard kemudian menceritakan Sambo keluar dari kamar sambil memeluk Putri, dan berjalan melewati samping jenazah Yosua. Setelah itu keduanya keluar dari rumah.

Setelah itu, kata Richard, Sambo memerintahkan Ricky mengantarkan Putri kembali ke rumah pribadi di Jalan Saguling.

Menurut Richard, saat itu jeda selepas pembunuhan dan kedatangan mantan Kasat Reskrim Polres Jaksel Ridwan Rhekynellson Soplanit ke TKP masih agak lama.

Baca juga: Pengacara Sambo Bantah Ada Perempuan Nangis di Rumah Jalan Bangka

"Jadi pas keluar itu FS ini masih, saya tidak tahu itu apa ya, tapi dia itu...'Hei kau cari ambulans'. Cari ini, cari ini. Dia bilang begitu ke Yogi (Prayogi Iktara Wikaton, ajudan Ferdy Sambo) kalau tidak salah," ucap Richard.

"Yogi sempat lari cari ambulans. Baru dia (FS) sempat masuk, sempat nelpon, sempat masuk ke dalam, keluar lagi. Jadi masih agak lama Yang Mulia sampai Pak Kasat datang. Jadi bukan habis penembakan langsung Pak Kasat datang," ujar Richard.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

Nasional
Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

Nasional
KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com