Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Airlangga Jadi Cawapres Paling Unggul di Musra Hong Kong

Kompas.com - 30/11/2022, 17:09 WIB
Tatang Guritno,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menjadi figur calon wakil presiden (cawapres) paling unggul dalam Musyawarah Rakyat (Musra) Indonesia ke-8 yang digelar di Hong Kong, Minggu (27/11/2022).

Adapun Musra dilaksanakan oleh sejumlah relawan Presiden Joko Widodo dan melibatkan 916 warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Hong Kong, Makau, dan Taipei.

“Peringkat pertama (cawapres) adalah Airlangga Hartarto yang memperoleh 154 suara atau 16,81 persen,” kata Ketua Dewan Pengarah Musra Indonesia Andi Gani Nena Wea dalam konferesi pers di wilayah Senayan, Jakarta, Rabu (30/11/2022).

Baca juga: Capres Hasil Musra Relawan Jokowi di Banten: Airlangga, Ganjar, dan Prabowo Tiga Teratas

Ia mengatakan, figur cawapres peringkat kedua adalah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.

Mahfud dipilih oleh 133 peserta Musra atau setara 14,52 persen.

Disusul peringkat ketiga yakni Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang mendapatkan 166 suara atau 12,66 persen dari total suara.

Kemudian, peringkat keempat figur cawapres favorit adalah Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Arsjad Rasjid.

Arsjad dipilih oleh 104 peserta atau setara 11,35 persen.

Lalu, cawapres urutan kelima adalah Menteri Periwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno yang mendapatkan 92 suara atau 10,05 persen.

Baca juga: Airlangga Minta Kader Golkar Tak Termakan Politik Adu Domba

Berikut hasil lengkap pemilihan cawapres dalam Musra ke-8 Hong Kong:

1. Airlangga Hartarto 154 suara 16,81 persen

2. Mahfud MD 133 suara 14,52 persen

3. Ridwan Kamil 116 suara 12,66 persen

4. Arsjad Rasjid 104 suara 11,35 persen

5. Sandiaga Uno 92 suara 10,05 persen

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com