Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

GBK Boleh Dipakai Relawan Jokowi tapi Konser Tidak, Benarkah karena Renovasi?

Kompas.com - 29/11/2022, 07:31 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta disorot usai dipakai sebagai lokasi acara temu relawan Presiden Joko Widodo pada Sabtu (26/11/2022).

Kegiatan bertajuk Gerakan Nusantara Satu itu disebut-sebut dihadiri oleh sekitar 150.000 relawan Jokowi. Presiden Jokowi pun hadir langsung dalam acara itu.

Menjadi tanda tanya mengapa acara tersebut boleh digelar di Stadion Utama GBK. Padahal, beberapa perizinan konser sempat ditolak karena pemerintah beralasan stadion hendak direnovasi.

Soal ini, pemerintah telah angkat bicara. Namun, pernyataan satu menteri tak sejalan dengan lainnya.

Baca juga: Arahan Jokowi ke Relawan Soal Pilih Presiden: Dari yang Senang Blusukan hingga Rambut Penuh Uban

Penjelasan Menpora

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali bilang, GBK hendak direnovasi. Perizinan beberapa konser musik tak disetujui karena pelaksanaannya bakal digelar ketika stadion direnovasi.

Beberapa acara yang tak diizinkan digelar di GBK di antaranya konser girl group asal Korea Selatan, Blackpink, bertajuk Born Pink yang rencananya digelar 11 dan 12 Maret 2023. Selain itu, konser penyanyi Tanah Air, Raisa, yang dijadwalkan pada Februari 2023 juga tak disetujui.

Sementara, kata Menpora, pada saat acara temu relawan digelar kemarin, renovasi stadion belum dimulai.

"Renovasi itu ditandai oleh tim dari Kementerian PUPR masuk ke GBK, ke (Stadion) Jalak Harupat, ke Manahan Solo, ke GBT Surabaya, ke Wayan Dipta Bali, ke Jakabaring Palembang. Kalau mereka sudah masuk, nah sampai dengan selesainya event (renovasi), enggak boleh digunakan," kata Zainudin di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (28/11/2022).

Baca juga: Di GBK, Relawan Jokowi Deklarasikan 2024 Manut Jokowi

Menurut Zainudin, renovasi GBK dilakukan untuk kepentingan Piala Dunia U20 yang akan dilaksanakan Mei 2023. Dia menyebutkan, renovasi itu bakal dimulai pada November ini.

"Jadi ukurannya itu saja. Dan (pihak) GBK berkomunikasi dengan FIFA, FIFA sampaikan, pokoknya kalau sudah masuk renovasi sudah enggak boleh lagi ada (kegiatan dan konser di GBK)," jelasnya.

Bantahan Menteri PUPR

Berbeda dari Menpora, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, tidak ada agenda merenovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno untuk persiapan Piala Dunia U20.

"GBK enggak ada renovasinya. (Renovasi) ya untuk stadion lainnya, bukan GBK," kata Basuki di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (28/11/2022).

Memang, kata Basuki, sejumlah stadion yang akan digunakan untuk Piala Dunia U20 bakal direnovasi. Namun, itu tak mencakup Stadion Utama GBK.

Baca juga: Taman Dekat GBK Rusak, Relawan Jokowi Diduga Penyebabnya

Beberapa yang akan dilakukan perbaikan antara lain, Stadion Jakabaring di Palembang, Stadion Manahan di Solo, Stadion I Wayan Dipta di Bali, dan Stadion Si Jalak Harupat di Bandung. Bahkan, renovasi beberapa stadion ini kini sudah dimulai.

Basuki pun kembali menegaskan bahwa tidak ada agenda merenovasi Stadion Utama GBK.

"Enggak ada, enggak ada program itu," tandasnya.

Kata pengelola GBK

Dikonfirmasi terpisah, Public Relations Pusat Pengelolaan Kompleks (PPK) GBK, M Trinugroho, membenarkan pernyataan Menteri PUPR. Sejauh ini, belum ada pemberitahuan resmi terkait renovasi Stadion Utama GBK.

"Jadi memang belum ada rencananya, sesuai info Pak Menteri PUPR," kata Tri kepada Kompas.com, Senin (28/11/2022).

Sementara, soal agenda renovasi stadion-stadion lainnya, Tri mengaku tak tahu menahu lantaran ihwal tersebut dikoordinasikan langsung oleh pemerintah dengan pengelola masing-masing stadion.

Baca juga: Pertemuan Jokowi dengan Relawan di GBK Dikritik, Istana Buka Suara

Sarat politik

Tak hanya lokasi acara yang disorot, jalannya kegiatan temu relawan Jokowi itu juga menuai kritik karena dianggap sarat politik.

Dalam pidatonya, Jokowi sempat menyebutkan ciri-ciri pemimpin yang menurutnya betul-betul memikirkan rakyat. Hal itu, kata dia, bisa dilihat dari fisiknya, antara lain, raut mukanya berkerut serta rambutnya putih.

"Saya ulang, jadi pemimpin yang mikirin rakyat itu kelihatan dari penampilannya, dari kerutan di wajahnya, kalau wajahnya cling, bersih, tidak ada kerutan di wajahnya, hati hati. Lihat juga, lihat rambut rambutnya, kalau rambutnya putih semua ini mikir rakyat ini," kata Jokowi, Sabtu (26/11/2022).

Jokowi juga mengingatkan masyarakat agar berhati-hati dalam memilih pemimpin. Menurutnya, pemimpin yang ideal harus memahami perasaan rakyat.

Orang nomor satu di Indonesia itu pun menekankan, jangan sampai relawan memilih pemimpin yang senang duduk di balik meja saja.

"Jangan sampai kita memilih-memilih pemimpin yang nanti hanya senangnya hanya duduk di Istana yang AC-nya dingin. Jangan sampai, saya ulang, jangan sampai kita memilih pemimpin yang senang duduk di istana yang AC-nya sangat dingin," tegas Jokowi.

Baca juga: GBK Boleh Dipakai Relawan Jokowi, tapi Tak Boleh untuk Konser, Begini Penjelasan Menpora

Pernyataan Jokowi ini pun menimbulkan beragam spekulasi. Presiden disinyalir sedang menyampaikan kode buat mendukung pencalonan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo maju di panggung pemilihan presiden.

Sebabnya, Ganjar identik dengan rambut putihnya. Politisi PDI Perjuangan itu juga sejak lama digadang-gadang menjadi calon presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

Nasional
Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Nasional
Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Nasional
Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com