Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Munas KAHMI, Prabowo Puji Eksistensi Kader HMI di Partai Politik

Kompas.com - 27/11/2022, 11:08 WIB
Irfan Kamil,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan (Menhan) Republik Indonesia, Prabowo Subianto mengatakan, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) merupakan organisasi yang besar di Indonesia. Bahkan, kader dari gerakan yang berawal dari Kampus itu, menyebar ke seluruh partai politik di Tanah Air.

Hal itu disampaikan Prabowo saat mengisi acara seminar Musyawarah Nasional (Munas) ke XI Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) di Sriti Convention Hall, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Sabtu (26/11/2022).

“HMI itu ada di semua partai. Gila! Gue baru sadar. Di Gerindra saja sekitar 40 persen,” kata Prabowo, dikutip dari siaran persnya, Minggu (27/11/2022).

Baca juga: Maruf Amin Minta Anggota KAHMI Bawa Pesan Rukun dan Damai

Prabowo menyebutkan bahwa ada sembilan partai yang bisa mendudukan kadernya menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), di Senayan. Namun, kata dia, kader-kader partai yang duduk di kursi Parlemen itu banyak juga yang berasal dari didikan HMI saat masih kuliah.

“Fraksi HMI yang paling besar saudara-saudara,” tegas Prabowo.

Oleh karena, Prabowo menghormati HMI sebagai organisasi pergerakan mahasiswa yang besar di Tanah Air.

Baca juga: Wapres Sebut KAHMI Punya Banyak Tokoh Potensial, dari Jusuf Kalla hingga Anies

Bahkan, Ketua Umum Partai Gerindra itu memutuskan untuk terbang dari Jakarta menuju Palu untuk memenuhi undangan menjadi pembicara acara KAHMI.

“Jadi walaupun aku capek, diundang ke Palu, Gue terbang deh. Enggak ada urusan, bener Enggak?” Kata Prabowo seraya terkekeh.

“Mau gue dikasih setengah jam saja gue muncul di sini tidak apa-apa,” ucapnya semangat.

Dalam kesempatan itu Prabowo menjadi pembicara seminar yang bertajuk “Merawat Persatuan dan Kebangsaan”

Baca juga: Wapres Sebut KAHMI Punya Banyak Tokoh Potensial, dari Jusuf Kalla hingga Anies

Prabowo pun memaparkan bahwa para pemimpin di Indonesia saat ini bersatu dan saling merangkul untuk merawat bangsa dan menghadapi tantangan dunia.

“Kita tidak boleh pecah saudara-saudara. Siapa yang jadi presiden, gubernur tidak masalah yang penting bekerja untuk rakyat Indonesia,” kata Prabowo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Nasional
Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Nasional
Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com