JAKARTA, KOMPAS.com - Kepulan asap dari Gedung Badan Intelijen dan Keamanan (Baintelkam) Mabes Polri pada Kamis (24/11/2022) sempat menyedot perhatian masyarakat.
Sebab kepulan asap itu muncul diduga akibat kebakaran.
Akan tetapi, ternyata Mabes Polri menyampaikan keterangan yang menyatakan kepulan asap itu bukan karena kebakaran melainkan korsleting.
Berikut ini sejumlah fakta tentang korsleting di Gedung Baintelkam Mabes Polri yang dirangkum Kompas.com.
Baca juga: Ruang Badan Intel di Mabes Polri Sempat Kebakaran, Dipadamkan dengan APAR
Informasi awal kebakaran di Gedung Baintelkam disampaikan oleh Kepala Seksi Operasi Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Selatan, Ruwanto.
"Iya, tapi sudah padam," kata Ruwanto.
Petugas call center Damkar Jakarta Selatan, Suparno juga membenarkan hal itu.
Menurutnya, kebakaran sudah dipadamkan dalam waktu cepat hanya dengan alat pemadam api ringan (APAR).
Baca juga: Polri: Tidak Ada Kebakaran di Ruang Baintelkam Mabes Polri, Hanya Korsleting
"Cuma dipadamkan pakai APAR aja kok. Di ruang badan Intel katanya," kata Suparno saat dikonfirmasi pada Kamis (24/11/2022).
Lebih lanjut, Suparno mengatakan, pihaknya mengirimkan tiga unit mobil pemadam kebakaran. Namun, api sudah berhasil dipadamkan hanya menggunakan APAR.
Suparno mengungkapkan, kebakaran berlangsung sekitar pukul 19.55 WIB dan padam sekitar pukul 20.00 WIB.
"Begitu sampai sana dipadamkan oleh pakai APAR langsung mati. Paling juga 3 menit," ujarnya.
Kepala Pelayanan Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Kayanma Polri) Kombes Yudhi Sulistianto Wahid mengatakan, kepulan asap di ruang Baintelkam pada Kamis malam kemarin bukan kebakaran tetapi akibat korsleting.
"Saya Kayanma Polri menjelaskan tidak ada kebakaran hanya korslet listrik dan audah dipadamkan pada saat itu," kata Yudhi kepada wartawan, Kamis (24/11/2022) malam.
Menurut dia, setelah kejadian korsleting itu dan api dipadamkan, ruangan tersebut sempat dipenuhi asap tebal.
Baca juga: Polri: Tidak Ada Barang Terbakar akibat Korsleting di Ruang Baintelkam
Petugas pemadam kebakaran (damkar) Jakarta Selatan ikut membantu proses mengeluarkan asap yang ada di dalam gedung.
"Asap dari konslet listrik, korslet baterai antara besi sama besi jadi pada saat itu sudah ditanggulangi oemadam dan teman-tema pemadam kebakaran datang, tidak ada api," kata dia.
Yudhi mengatakan, korsleting di ruang Baintelkam yang memicu kepulan asap terjadi karena korsleting pada 2 perangkat baterai UPS (uninterruptible power supply) di ruang peladen (server) Baintelkam.
Hal itu terjadi saat proses renovasi di ruang Baintelkam.
Ia mengatakan, korsleting diduga terjadi saat para teknisi sedang memindahkan posisi baterai UPS server Baintelkam Polri.
Hal itu kemudian menimbulkan korsleting dan asap tebal seolah ada kebakaran. Padahal, kata dia, hanya korsleting biasa.
Baca juga: Polri Akan Periksa 2 Teknisi Terkait Korsleting di Ruang Baintelkam Mabes Polri
"Ya itulah mungkin (kesalahan), kita enggak tahu ya soalnya itu kejadian pada saat teknisi lagi memindahkan. Sehingga, ada korslet yang menimbulkan asap yang seolah-olah terjadi kebakaran," ujar Yudhi.
Hal itu juga disampaikan oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan saat dikonfirmasi, Jumat (25/11/2022).
"Baterai tersebut rencana akan dipindahkan keluar kantor oleh teknisi tapi mengalami semacam hubungan pendek yang mengakibatkan percikan api. Tapi sudah bisa dikendalikan," ujar dia.
Menurut Yudhi tidak terdapat korban jiwa dalam kejadian itu.
"Tidak ada yang luka. Jadi, tidak ada korban ya, hanya asap saja," kata Yudhi di Lapangan Bhayangkara, Mabes Polri, Jakarta, Jumat (25/11/2022).
Selain itu dilaporkan tidak ada barang-barang yang terbakar dalam kejadian itu.
"Tidak ada barang-barang lain yang terbakar," kata Ramadhan.
Baca juga: Mabes Polri Sebut Tak Ada Korban dalam Korsleting di Ruang Baintelkam
Yudhi mengatakan, mereka akan memeriksa 2 teknisi yang berada di lokasi saat terjadi korsleting.
"Pasti kita periksa, tetap sesuai aturan diperiksa kenapa itu bisa terjadi dan pusat laboratorium forensik dan identifikasi juga sudah olah TKP (tempat kejadian perkara)," kata Yudhi.
(Penulis : Rahel Narda Chaterine | Editor : Bagus Santosa, Dani Prabowo, Sabrina Asril, Novianti Setuningsih)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.