Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkes: Masih Ada 11 Pasien Gagal Ginjal Dirawat, 9 di Antaranya di RSCM

Kompas.com - 24/11/2022, 16:17 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan, masih ada 11 pasien gagal ginjal akut (acute kidney injury atau AKI) yang masih dirawat hingga kini.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengatakan, mayoritas pasien yang masih dirawat itu adalah pasien dengan level keparahan stadium 3.

"Masih sisa 11 pasien (yang dirawat). Ini memang 10 orang di stadium 3, bahkan ada satu bulan yang dirawat di rumah sakit," kata Syahril dalam diskusi media secara daring di Jakarta, Kamis (24/11/2022).

Baca juga: Polri Periksa Kepala Laboratorium di BPOM Terkait Kasus Gagal Ginjal Akut

Syahril merinci, sembilan orang anak dirawat di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, satu anak di RS Badan Pengusahaan Batam Kepri, dan satu anak di RSUP H. Adam Malik Sumatera Utara.

Dia berharap, 11 pasien itu bisa sembuh lebih cepat mengingat sudah ada obat penawar (antidotum) Fomepizole yang dikirim dari luar negeri.

Obat ini diimpor dari beberapa negara termasuk Jepang, Singapura, hingga Amerika Serikat.

"Dan tentu saja kita berharap yang masih dirawat 11 orang di RSCM ini agar dapat pulih dan sembuh kembali setelah diberikan obat penawar Fomepizole yang sudah kita datangkan," ucap Syahril.

Adapun jumlah kasus gagal ginjal secara kumulatif mencapai 324 kasus. Jumlah ini tidak mengalami penambahan dalam beberapa waktu terakhir.

Baca juga: Enggan Sebut Kasus Gagal Ginjal Akut, BPKN: Ini Kasus Keracunan Obat Sirup

Kasus gagal ginjal sudah tersebar di 27 provinsi di Indonesia. Gejala awal yang ditimbulkan berupa demam, diare, mual, hingga batuk pilek. Kemudian air seni sedikit (oliguria) atau tidak kencing sama sekali (anuria).

"Kalau stadium 3 tidak keluar air kencing, anuria. Mohon doa saja mudah-mudahan upaya dokter kita menyembuhkan bisa teratasi," tutur dia.

Diketahui, kasus gagal ginjal akut disebabkan oleh cemaran etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) dalam obat sirup yang dikonsumsi anak-anak. Obat mengandung zat berbahaya itu diminum dan merusak ginjal.

Baca juga: Kejagung Diminta Ungkap Impor Pelarut Obat Sirup yang Picu Gagal Ginjal Akut Anak

BPOM sendiri menjadi sorotan usai kasus gagal ginjal akut akibat keracunan obat sirup merebak pada Agustus 2022. Kepala BPOM bahkan diminta mundur karena dianggap lalai melakukan pengawasan.

Adapun sejauh ini, BPOM sudah menindak 5 industri farmasi dengan mencabut sertifikat CPOB dan izin edar. Lima perusahaan tersebut, yaitu PT Yarindo Farmatama, PT Universal Pharmaceutical Industries, PT Afi Farma, PT Samco Farma, dan PT Ciubros Farma.

BPOM juga telah mencabut sertifikat CDOB terhadap dua pedagang besar farmasi (PBF), yaitu PT Megasetia Agung Kimia PT Tirta Buana Kemindo karena mendistribusikan bahan baku obat tidak sesuai ketentuan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com