KOMPAS.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KP) menetapkan Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI) Sukamandi, Subang sebagai percontohan Smart Fisheries Village (SFV) berbasis Unit Pelaksana Teknis (UPT) dalam pemanfaatan benih-benih unggul perikanan.
Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Kementerian KP, I Nyoman Radiarta mengatakan, SFV UPT BRPI ditetapkan untuk memperbanyak calon induk unggul dan benih bermutu ikan air tawar.
“BRPI Sukamandi telah mengembangkan SFV satuan kerja yang berbasis pada penerapan benih unggul, teknologi informasi komunikasi dan manajemen tepat guna, keberlanjutan,” ujarnya saat mengunjungi BRPI Sukamandi mewakili Sekretaris Jenderal Kementerian KP Antam Novambar, Selasa (8/11/2022).
Nyoman menyebutkan, SFV yang dikembangkan BRPI Sukamandi juga berkontribusi terhadap peningkatan ekonomi dengan mensinergikan hasil riset dan teknologi dengan peningkatan sumber daya manusia (SDM) perikanan melalui pelatihan dan teaching factory (tefa).
“BPRI Sukamandi juga mewujudkan kegiatan usaha perikanan yang terhubung dari hulu ke hilir,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (9/11/2022).
Baca juga: Kementerian KP Kembangkan Marine Aquarium Education Center di Pangandaran
Untuk diketahui, benih dan induk unggul untuk komoditas ikan air tawar ekonomis yang akan diproduksi, meliputi ikan gurami bima, ikan lele mutiara, ikan nila srikandi, ikan patin perkasa, ikan mas mustika, serta udang galah Gi Macro II.
Produk tersebut mempunyai keunggulan, baik pada aspek pertumbuhan maupun ketahanan terhadap penyakit jika dibandingkan dengan ikan-ikan budi daya pada umumnya. Ikan-ikan itu juga telah dirilis dan disebarluaskan ke masyarakat.
Lebih lanjut, Nyoman mengatakan, konsep pengembangan yang akan diterapkan di BRPI Sukamandi adalah melalui sistem inti-plasma.
Konsep ini akan menjadikan BRPI Sukamandi sebagai inti, sedangkan kelompok pembudidaya ikan (pokdakan) mitra yang dibina penyuluh perikanan akan menjadi plasma.
Selain itu, SFV UPT BRPI Sukamandi juga akan mengembangkan pola tefa untuk mahasiswa serta taruna dan taruni.
Baca juga: Menteri KP: Jika Komoditas Rumput Laut Kita Tekuni Serius, Indonesia Bisa Jadi Champion...
Tak hanya itu, kerja sama dengan berbagai pihak juga tengah digencarkan, di antaranya dengan Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP) untuk akses permodalan, penyuluh perikanan, pokdakan, dan pembudidaya ikan di Kabupaten Subang.
Untuk pokdakan dan pembudidaya ikan yang telah diidentifikasi dan dipilih adalah tujuh pokdakan dan satu pembudidaya sebagai plasma dari 48 pokdakan di Kabupaten Subang.
Selain itu, dilakukan pula kerja sama dengan Politeknik KP Karawang untuk kegiatan tefa bagi mahasiswa.
Nyoman mengatakan, BRPI memiliki area seluas 56 hektar (ha). Berdasarkan hasil identifikasi, lahan seluas 22,6 ha dapat dimanfaatkan untuk sewa atau kerja sama operasi (KSO).
“Dalam jangka panjang, diharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan produktivitas perikanan budi daya dan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar,” harapnya.