Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Indekstat: 58 Persen Pemilih PKB Dukung Ganjar jika Cak Imin Tak Nyapres

Kompas.com - 06/11/2022, 21:14 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga survei Indekstat Indonesia mencoba melakukan simulasi pemilihan calon presiden (capres) dengan menyediakan 3 nama antara Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.

Hasilnya, mayoritas pemilih Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memilih Ganjar Pranowo sebagai capres.

Wawancara survei diselenggarakan secara tatap muka pada 10-19 Oktober 2022.

Ada 1.200 responden dipilih secara acak dengan menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Baca juga: Survei Indekstat: Warga yang Puas dengan Kinerja Jokowi Pilih Ganjar, yang Tak Puas Pilih Anies

Deputi Direktur Eksekutif Indekstat Rikola Fedri menjelaskan, tidak ada nama Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dalam simulasi 3 nama ini.

Walhasil, pemilih PKB kebanyakan memilih Ganjar sebagai capres ketimbang Prabowo maupun Anies.

"Pemilih PKB sebagian besar mendukung Ganjar 58,1 persen, mendukung Prabowo 20 persen, dan Anies 15,2 persen," ujar Rikola dalam jumpa pers di Hotel Morissey, Jakarta Pusat, Minggu (6/11/2022).

Dalam simulasi 3 nama ini, Ganjar menjadi capres yang paling banyak dipilih dengan 35,5 persen. Kemudian, Prabowo 28,2 persen dan Anies 24,7 persen.

PDI-P disebut solid dalam mendukung Ganjar.

Respons PDI-P

Menanggapi hasil survei itu, Ketua DPP PDI-P Eriko Sotarduga menekankan pihaknya tidak bergantung pada perpindahan suara pemilih partai politik untuk menghadapi Pilpres 2024.

Dia menyebut PDI-P lebih memilih fokus pada upaya membantu pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Kalau kami tidak bergantung pada perpindahan itu. Kami bagaimana meyakinkan rakyat dengan program ini. Tadi saya sudah sampaikan bahwa ada pengaruh di pemerintah, sedikit banyaknya berpengaruh kepada PDI-P. Karena apa pun juga, Pak Jokowi adalah kader utama PDI-P," jelas Eriko.

"Kami ini sekarang bagaimana membantu pemerintah untuk melakukan yang terbaik dalam situasi yang enggak mudah ini, situasi yang sulit ini," sambungnya.

Baca juga: Jokowi Minta Jangan Lama Tentukan Capres, PDI-P: Megawati Punya Waktu Sendiri

Eriko mengatakan, jangan sampai ada musuh dalam kompetisi seperti Pilpres 2024. Permusuhan disebut bisa memicu pertarungan yang tidak sehat.

Dia menegaskan permusuhan dalam kompetisi membuat banyak pihak rugi.

"Karena kenapa? Ini yang disebut dengan namanya segala macam politik-politik identitas, itu jangan lagi. Karena ini merugikan. Merugikan siapa saja, kepada kita semua. Merugikan juga kepada calon pemimpin yang akan datang," kata Eriko.

Sementara itu, Eriko mengungkapkan PDI-P akan menyajikan pasangan capres-cawapres terbaik kepada publik.

Jika rakyat senang dan percaya dengan calon pilihan PDI-P, kata Eriko, maka suara akan meningkat secara pesat.

"Nah ini yang kami coba untuk merangkul masyarakat. Tadi juga saya sudah sampaikan ada beberapa daerah kami yang masih kurang. Nah ini yang kami akan pacu sekuat mungkin, supaya di setiap daerah PDI-P bisa menang. Dan ini untuk kepentingan rakyat," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com