JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga survei Indekstat Indonesia mencoba melakukan simulasi pemilihan calon presiden (capres) dengan menyediakan 3 nama antara Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.
Hasilnya, mayoritas pemilih Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memilih Ganjar Pranowo sebagai capres.
Wawancara survei diselenggarakan secara tatap muka pada 10-19 Oktober 2022.
Ada 1.200 responden dipilih secara acak dengan menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Deputi Direktur Eksekutif Indekstat Rikola Fedri menjelaskan, tidak ada nama Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dalam simulasi 3 nama ini.
Walhasil, pemilih PKB kebanyakan memilih Ganjar sebagai capres ketimbang Prabowo maupun Anies.
"Pemilih PKB sebagian besar mendukung Ganjar 58,1 persen, mendukung Prabowo 20 persen, dan Anies 15,2 persen," ujar Rikola dalam jumpa pers di Hotel Morissey, Jakarta Pusat, Minggu (6/11/2022).
Dalam simulasi 3 nama ini, Ganjar menjadi capres yang paling banyak dipilih dengan 35,5 persen. Kemudian, Prabowo 28,2 persen dan Anies 24,7 persen.
PDI-P disebut solid dalam mendukung Ganjar.
Respons PDI-P
Menanggapi hasil survei itu, Ketua DPP PDI-P Eriko Sotarduga menekankan pihaknya tidak bergantung pada perpindahan suara pemilih partai politik untuk menghadapi Pilpres 2024.
Dia menyebut PDI-P lebih memilih fokus pada upaya membantu pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Kalau kami tidak bergantung pada perpindahan itu. Kami bagaimana meyakinkan rakyat dengan program ini. Tadi saya sudah sampaikan bahwa ada pengaruh di pemerintah, sedikit banyaknya berpengaruh kepada PDI-P. Karena apa pun juga, Pak Jokowi adalah kader utama PDI-P," jelas Eriko.
"Kami ini sekarang bagaimana membantu pemerintah untuk melakukan yang terbaik dalam situasi yang enggak mudah ini, situasi yang sulit ini," sambungnya.
Eriko mengatakan, jangan sampai ada musuh dalam kompetisi seperti Pilpres 2024. Permusuhan disebut bisa memicu pertarungan yang tidak sehat.
Dia menegaskan permusuhan dalam kompetisi membuat banyak pihak rugi.
"Karena kenapa? Ini yang disebut dengan namanya segala macam politik-politik identitas, itu jangan lagi. Karena ini merugikan. Merugikan siapa saja, kepada kita semua. Merugikan juga kepada calon pemimpin yang akan datang," kata Eriko.
Sementara itu, Eriko mengungkapkan PDI-P akan menyajikan pasangan capres-cawapres terbaik kepada publik.
Jika rakyat senang dan percaya dengan calon pilihan PDI-P, kata Eriko, maka suara akan meningkat secara pesat.
"Nah ini yang kami coba untuk merangkul masyarakat. Tadi juga saya sudah sampaikan ada beberapa daerah kami yang masih kurang. Nah ini yang kami akan pacu sekuat mungkin, supaya di setiap daerah PDI-P bisa menang. Dan ini untuk kepentingan rakyat," imbuhnya.
https://nasional.kompas.com/read/2022/11/06/21141281/survei-indekstat-58-persen-pemilih-pkb-dukung-ganjar-jika-cak-imin-tak