Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satgas Covid-19 IDI: Subvarian XBB Banyak Serang Usia Muda, Belum Pernah Terinfeksi

Kompas.com - 03/11/2022, 13:02 WIB
Fika Nurul Ulya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Erlina Burhan mengatakan, Covid-19 subvarian Omicron, XBB banyak menyerang orang yang belum pernah terinfeksi Covid-19.

Hal ini berkaca dari kasus XBB di Singapura. XBB merupakan subvarian yang predominan di Singapura.

Kasusnya mencapai hingga 54 persen kasus pada minggu kedua Oktober 2022, yang pada minggu sebelumnya hanya 22 persen.

"Yang dilaporkan Singapura, kasus infeksi Covid-19 ini didominasi oleh orang yang pertama kali terinfeksi Covid-19. Jadi orang yang tidak pernah Covid-19 maka risikonya lebih tinggi dibandingkan orang yang pernah Covid-19," kata Erlina dalam konferensi pers IDI secara daring di Jakarta, Kamis (3/11/2022).

Baca juga: Kabar Gembira! Subvarian XBB dan Omicron BA.2.75 Tak Merebak di Indonesia

Berdasarkan usianya, Erlina menyebut, XBB banyak menyerang usia muda dengan rentang 20-39 tahun.

Kendati begitu, kasus infeksi parah hingga harus dirawat lebih banyak menyerang kelompok lansia berusia di atas 70 tahun.

Hal ini, kata Erlina, dipengaruhi oleh imunitas lansia yang relatif lebih rendah.

Lansia juga lebih banyak memiliki penyakit komorbid yang membuat tingkat keparahan pasca-infeksi Covid-19 meninggi.

"Jadi yang muda-muda, walaupun banyak terserang XBB ini, mereka lebih aman. Tidak perlu perawatan. Yang dirawat adalah yabg di atas 70 tahun karena imunitasnya turun," ucap dia.

"Oleh karena itu hati-hati pada masyarakat lansia. Walaupun secara umum kasusnya ringan, tapi bila menyerang lansia ini memerlukan perawatan di RS," kata Erlina.

Lebih lanjut Erlina menyebut, gejala yang timbul akibat terinfeksi subvarian XBB adalah demam, batuk, lemas, sesak, nyeri kepala, pilek, mual, muntah, diare, dan nyeri tenggorokan.

Baca juga: Subarian XBB Terdeteksi di Indonesia, Wapres Ingatkan Status Pandemi Belum Dicabut

Gejala berat lain yang mungkin timbul adalah gejala anosmia dan ageusia. Kendati begitu, belum ada laporan bukti ilmiah resmi yang menyatakan tingkat keparahan XBC maupun XBB lebih atau sama dengan Delta.

"Gejala anosmia yang merupakan gejala dari varian Delta mungkin terjadi, tetapi kita belum tahu, belum ada bukti ilmiahnya, apalagi di Indonesia belum ada kasusnya. Hingga saat ini masih dinyatakan mirip dengan Omicron yang lain," ujar dia.

Subvarian XBB pertama kali ditemukan pada Agustus 2022 di India.

Data WHO menyebutkan, sejak 17 Oktober 2022, XBB sudah dilaporkan ada di 26 negara, seperti Australia, Bangladesh, Denmark, India, Jepang, dan Amerika Serikat.

Subvarian ini pun telah masuk ke Indonesia dengan jumlah kasus infeksi yang terakhir kali dilaporkan Kemenkes berjumlah 4 orang.

Tercatat selama dua minggu terakhir, kasus Covid-19 di Indonesia mulai meningkat. Namun, belum bisa dipastikan ada pengaruh dari XBB atau varian sebelumnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com