Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog: Subvarian Omicron XBB Mampu Terobos Antibodi Kombinasi dari Infeksi dan Vaksinasi

Kompas.com - 27/10/2022, 08:24 WIB
Fika Nurul Ulya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli Epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, Covid-19 subvarian Omicron, XBB, memiliki tingkat infeksi yang jauh lebih cepat dari subvarian BA.5 dan BA.2.

Pasalnya, XBB memiliki kemampuan untuk mampu menerobos antibodi yang terbentuk dari kombinasi infeksi dan vaksinasi.

"Masalahnya XBB ini memiliki kemampuan dalam menerobos antibodi atau mekanisme pertahanan tubuh yang terbentuk dari kombinasi terinfeksi dan vaksinasi," kata Dicky Budiman saat dihubungi Kompas.com, Kamis (27/10/2022).

Dicky menuturkan, dengan rendahnya deteksi dini, pemeriksaan (testing), dan tracing (pelacakan) yang dilakukan, kenaikan bisa meningkat dan mampu menembus 3.000 kasus aktif per hari.

Baca juga: Kemenkes: 4 Pasien Subvarian Omicron XBB Sudah Sembuh

Sejauh ini, per tanggal Rabu (26/10/2022), kasus Covid-19 bertambah 3.048 kasus dalam 24 jam terakhir. Sementara kasus aktif bertambah 1.566 dalam sehari.

"Ini berarti kasusnya banyak terjadi di komunitas. Ini tanda yang sangat jelas bahwa subvarian ini sudah berdampak, walaupun kita agak buta karena tidak didukung dengan peta dari surveilans kita, dan genomic yang memadai," ujar Dicky.

Dicky menjelaskan, kenaikan kasus aktif termasuk dari varian XBB didukung pula oleh adanya faktor pendukung di masyarakat, yaitu makin longgarnya protokol kesehatan.

Saat ini, kata Dicky, banyak masyarakat yang abai menggunakan masker, menjaga jarak, hingga mencuci tangan seolah Covid-19 sudah tidak ada.

Baca juga: Kemenkes: Total 4 Kasus Subvarian Omicron XBB Terdeteksi di Indonesia

Di sisi lain, pemerintah tidak siap merealisasikan program vaksinasi Covid-19 dosis ketiga atau booster secara masif untuk melindungi masyarakat.

Hal ini terlihat ketika vaksin booster sudah makin langka di layanan fasilitas-fasilitas kesehatan.

"Saya barusan cek juga Puskesmas di Bandung, enggak ada. Jadi ini membuat kemampuan atau potensi dari XBB menyebabkan keparahan atau pun kematian pada sebagian kecil pada kelompok kita yang rawan," kata Dicky.

Sebagai informasi, subvarian XBB adalah subvarian yang menyebabkan lonjakan tajam kasus Covid-19 di Singapura, dengan peningkatan tren perawatan di rumah sakit.

Baca juga: Gejala Omicron XBB yang Terdeteksi di Indonesia, Apakah Berbeda dengan Varian Sebelumnya?

Peningkatan kasus XBB di Singapura sudah jauh lebih cepat dari varian sebelumnya, yaitu 0,79 kali lebih cepat dari gelombang BA.5, dan 0,46 kali lebih cepat dari gelombang BA.2.

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) M Syahril mengungkapkan, dari data per 25 Oktober 2022, kasus subvarian XBB di Indonesia bertambah, dari 1 kasus menjadi 4 kasus.

Menurutnya, pasien subvarian Omicron XBB itu mengalami gejala ringan. Ia menyebutkan mereka semua saat ini menjalani isolasi mandiri.

"Hingga selasa 25 Oktober kemarin tercatat penambahan 3 kasus XBB di Indonesia. Tiganya merupakan transmisi lokal," ujar Syahril, Rabu.

Baca juga: Waspada Omicron Subvarian XBB, Ketahui Kasus di Indonesia dan Imbauan Pemerintah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Nasional
Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Nasional
Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | 'Dissenting Opinion' Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | "Dissenting Opinion" Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

Nasional
Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com