Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Delegasi Myanmar Berharap Kolaborasi Pemuka Agama Indonesia Tuntaskan Konflik Rohingya

Kompas.com - 02/11/2022, 15:35 WIB
Vitorio Mantalean,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

NUSA DUA, KOMPAS.com - Ketua sekaligus pendiri International Buddhist Education Center (IBEC) asal Myanmar, Ven Sobitha berharap pemuka agama Indonesia dapat berkolaborasi untuk penuntasan konflik di negara Bagian Rakhine, Myanmar.

Pasalnya, konflik tersebut membuat etnis Rohingya menghadapi rangkaian kekerasan komunal.

Hal itu diungkapkan Ven Sobitha dalam forum agama G20, Religion 20 (R20) di Bali.

"Kami mencoba bernegosiasi. Saya berharap, dalam kita dapat menuntaskan masalah ini, kita butuh berkolaborasi dengan pemuka agama di Indonesia," ujar Sobitha kepada wartawan di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua, Bali, Selasa (2/11/2022).

"Seandainya mereka berkolaborasi dengan kami, kita dapat menyelesaikan masalah ini, termasuk konflik politiknya," kata pendiri Kyunhla Buddhist University itu lagi.

Baca juga: Menteri Retno Bertemu Menlu Bangladesh Bahas Bantuan ke Rohingya

Sobitha menilai, R20 menjadi forum yang penting untuk kemanusiaan yang diharapkan dapat menjembatani berbagai sudut pandang keagamaan di berbagai belahan dunia.

Dalam kasus Rohingya, menurutnya, kisruh terjadi begitu dalam sehingga membutuhkan negosiasi serius antara pemerintah Myanmar dengan Bangladesh.

Sebab, Bangladesh adalah negara asal etnis Rohingya yang bermigrasi ke Myanmar pascaperang Inggris-Burma pada abad ke-19.

"Maka dari itu, seandainya para pemimpin agama mendukung Myanmar kami, kita dapat menyelesaikan konflik politik di Myanmar pula," ujar Sobitha.

"(Pendekatan) agama sangat berperan penting mengatasi konflik tersebut (Rohingya), seperti yang Anda ketahui bahwa Myanmar mengalami konflik yang rumit karena perpolitikan, dan karena mereka tidak paham betapa dalamnya agama," katanya lagi.

Baca juga: Apakah Dunia Sudah Lupa Pengungsi Rohingya?

Diketahui, forum keagamaan R20 resmi dimulai mulai hari ini, Rabu (2/11/2022), di Grand Hyatt Hotel, Nusa Dua, Bali.

Forum ini diprakarasai Nahdlatul Ulama (NU) bekerja sama dengan Liga Muslim Dunia.

Kemudian, R20 dihadiri oleh para pemuka agama dan sekte dari berbagai belahan dunia.

NU mengklaim bahwa sedikitnya 430 perwakilan dari 20 negara lebih telah mengonfirmasi hadir, dengan 30 lebih pembicara.

Namun, perhelatan ini tak lepas dari kontroversi karena diundangnya Varanasi Ram Madhav, pemimpin Bharatiya Janata Party sekaligus pemuka Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS) yang merupakan organisasi sayap kanan India yang dikaitkan dengan kasus-kasus antikeragaman di Anak Benua.

NU mengeklaim bahwa diundangnya RSS tak terlepas dari status India sebagai presidensi R20 berikutnya dan ormas itu dianggap representatif, serta bahwa forum R20 akan menjadi ajang yang tepat untuk mendiskusikan masalah ini.

Baca juga: Pengadilan PBB Tolak Keberatan Myanmar, Kasus Genosida Rohingya Bakal Disidangkan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Nasional
Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com