Tahun depan Nahdlatul Ulama (NU) bakal berusia satu abad. Berbagai rintangan dan tantangan sudah menanti organisasi yang didirikan oleh para kiai ini.
Berdasarkan perhitungan kalender, NU akan merayakan hari kelahirannya pada awal Februari 2023. Ini bukan perayaan ulang tahun biasa. Karena tahun 2023 tersebut, NU genap berusia seratus tahun atau satu abad.
Ini bukan usia yang belia untuk organisasi yang diinisiasi para ulama. Namun juga bukan waktu yang cukup untuk berkontribusi bagi kemanusiaan dan membangun peradaban.
Ada sejumlah agenda yang akan dilaksanakan sebagai bagian atau rangkaian dari peringatan satu abad NU. Salah satunya adalah Religion of Twenty atau R20.
Ini adalah forum pertemuan para pemimpin agama dan sekte sedunia guna menyatukan pandangan dan mencari jalan keluar dari berbagai persoalan global.
Para peserta akan menyampaikan berbagai hal di dalam agama dalam menghadapi berbagai persoalan kemanusiaan.
Persoalan itu di antaranya kemiskinan, kesenjangan, polarisasi sosial politik, serta keterpurukan ekonomi akibat pandemi. Perang antara Rusia-Ukrania yang mengancam krisis energi dan pangan juga akan menjadi perbincangan.
Melalui forum ini, NU ingin menegaskan kembali bahwa kini saatnya agama ikut terjun langsung dalam memecahkan berbagai persoalan kemanusiaan dan masalah global dari ketegangan, kekerasan, polarisasi hingga kemiskinan dan kesenjangan.
Pasalnya, selama ini ada kesan agama dipinggirkan dan hanya menjadi legitimasi atas berbagai pandangan yang berasal dari luar agama.
Sudah saatnya agama menjadi solusi atas berbagai problem kemanusiaan, bukan sebaliknya menjadi sumber persoalan.
Salah satu tema yang akan dibicarakan dalam forum R20 adalah fenomena menjadikan agama sebagai alat politik dan kekuasaan.
Pasalnya, berbagai masalah yang terjadi baik di tingkat lokal maupun global seringkali dipicu karena manipulasi dan eksploitasi agama untuk kepentingan politik dan kekuasaan ini.
Agama seringkali menjadi senjata atau alat bagi elite dan partai politik guna memenangkan kontestasi dan meraih kekuasaan. Hal ini pada akhirnya memicu ketegangan dan perpecahan dan tak jarang berujung pada kekerasan.
Untuk itu, NU menegaskan kembali komitmennya untuk tidak lagi terlibat dalam politik praktis dan perburuan kekuasaan.
Sebagai organisasi keagamaan terbesar di Indonesia, NU memiliki daya tarik dan selalu dilirik oleh siapapun yang berkepentingan dalam politik.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.