JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, jumlah kasus gagal ginjal akut di dalam negeri menurun sejak pemerintah menarik 5 obat sirup yang mengandung etilen glikol melebihi ambang batas aman.
Dia juga menyatakan kemungkinan besar kasus gagal ginjal akut yang banyak dialami anak-anak disebabkan oleh obat sirup dengan kandungan etilen glikol melebihi ambang batas aman.
Baca juga: Menkes: Penyebab Kasus Gagal Ginjal Akut Kemungkinan Besar Obat Sirup
Selain itu, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyatakan kagum dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang beberapa waktu lalu melawat ke Ukraina yang tengah digempur oleh militer Rusia.
Sejak pemerintah mengentikan peredaran 5 obat sirup yang mengandung cemaran etilen glikol (EG) dan melebihi ambang batas aman, jumlah kasus gagal ginjal akut di Tanah Air menurun.
Hal tersebut disampaikan Menteri Kesehatan (Menkes) Indonesia Budi Gunadi Sadikin. Menurut Budi, penurunan itu terjadi sekitar lebih dari 95 persen.
"Karena begitu obat (sirup) itu diberhentikan itu turunnya lebih dari 95 persen yang masuk ke rumah sakit," kata Menkes di GBK, Senayan, Jakarta, Minggu (30/10/2022).
Ia mengatakan, dugaan utama penyebab gagal ginjal akut yang banyak terjadi pada anak-anak itu karena obat sirup yang mengandung etilen glikol melebihi ambang batas aman.
Sebab, setelah diperiksa, obat sirup tersebut mengandung unsur kimia yang berbahaya.
"Penyebabnya kita sudah hampir kemungkinan besar ya, kemungkinannya tinggi sekali itu disebabkan oleh obat (sirup)," ucap dia.
Baca juga: Menkes: Sejak 5 Obat Sirup Ditarik, Kasus Gagal Ginjal Akut Turun Drastis
Lebih lanjut, ia menegaskan penurunan kasus gagal ginjal akut kini sudah cukup drastis. Ia menambahkan, Indonesia juga telah menerima obat untuk menangani pasien gagal ginjal akut yakni Fomepizole.
Obat Fomepizole itu, kata Budi, juga telah didistribusikan ke berbagai rumah sakit yang menangani pasien gagal ginjal akut.
"Sejak kita berhentikan sirup obat-obatan tersebut, turun drastis sekali kasus yang masuk rumah sakit rumah sakit. RSCM yang tadinya bisa masuk 4, 5 per hari, sudah beberapa hari ini kosong. Hanya kemarin aja masuk satu, tapi itu kenanya sudah lama di Labuan Bajo," ucap dia.
Diketahui, sebanyak 141 anak-anak meninggal dunia akibat kasus gagal ginjal akut.
Baca juga: Soal Wacana KLB Gagal Ginjal Akut, Menkes: Agak Lucu kalau Diterapkan, Kasusnya Menurun
Setelah didalami, ditemukan ada 5 obat sirup yang diduga mengandung cemaran etilen glikol berlebihan sehingga menyebabkan kasus gagal ginjal akut pada anak.
Pemerintah pun menarik peredaran obat sirup tersebut. Berikut ini daftar obat yang sudah ditarik:
1. Termorex Sirup (obat demam) Produksi PT Konimex Nomor izin edar DBL7813003537A1 Kemasan dus, botol plastik @60 ml.
2. Flurin DMP Sirup (obat batuk dan flu) Produksi PT Yarindo Farmatama Nomor izin edar DTL0332708637A1 Kemasan dus, botol plastik @60 ml.
3. Unibebi Cough Sirup (obat batuk dan flu) Produksi Universal Pharmaceutical Industries Nomor izin edar DTL7226303037A1 Kemasan dus, botol plastik @60 ml.
4. Unibebi Demam Sirup (obat demam) Produksi Universal Pharmaceutical Industries Nomor izin edar DBL8726301237A1 Kemasan dus, botol @60 ml.
5. Unibebi Demam Drops (obat demam) Produksi Universal Pharmaceutical Industries Nomor izin edar DBL1926303336A1 Kemasan dus, botol @15 ml.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengaku kaget ketika Presiden Joko Widodo dengan berani mengunjungi Ukraina yang tengah dihujani roket dan bom oleh Rusia beberapa waktu lalu.
“Saya kaget juga Beliau ke Ukraina. Saya kaget. Ukraina sedang dihujani roket dan bom tapi beliau berani. Padahal yang Kopassus aku, Beliau bukan Kopassus. Boleh juga wong Solo ini, luar biasa,” ujar Prabowo saat memberikan sambutan dalam agenda “PKB Road To Election 2024” di Senayan, Jakarta, Minggu (30/10/2022).
Baca juga: Prabowo: Kadang Bangsa Kita Kurang Menghormati Prestasi Pemimpin Sendiri
Menurut Prabowo, kunjungan Jokowi ke Ukraina tak lepas dari upayanya untuk mendamaikan konflik antara Ukraina dan Rusia.
Hal itu terbukti dengan kunjungan Jokowi ke Rusia setelah dari Ukraina. Prabowo juga diperintahkan Jokowi untuk pergi ke sejumlah negara, mulai dari Amerika Serikat, Rusia, China dalam rangka menciptakan perdamaian dunia.
“Ilmunya harus saya belajar sama Beliau. Saudara-saudara, habis itu beliau ke Kremlin, Beliau ingin mendamaikan. Saya diperintah ke Moscow ke Washington, coba tanya Indonesia bagaimana bisa bantu,” kata Prabowo.
Dari kunjungannya, Prabowo dapat menyimpulkan bahwa semua negara menginginkan agar perang Ukraina dan Rusia dihentikan.
Baca juga: Prabowo Sebut Tak Sedikit Keberhasilan Ditorehkan Jokowi Selama Pimpin Indonesia
“Semua negara ingin untuk melerai jangan sampai terjadi perang besar. Kalau perang besar kita akan banyak menderita,” ucap Prabowo.
Dari peperangan antara Ukraina dan Rusia, Prabowo pun mengingatkan pentingnya kebersatuan dan kerukunan.
Ia mengatakan, setiap ada permasalah, sudah sepatutnya diselesaikan dengan bijaksana.
“Kita mikul dhuwur mendjem njero (memikul tinggi-tinggi, memendam dalam-dalam). Kita angkat yang baik, yang tidak baik kita sudahlah. Selesaikan dengan arif dan bijaksana,” ujar dia.
“Jangan ada apa-apa selalu mencari dan mencaci menjelekkan siapa pun,” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.