Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hanif Sofyan
Wiraswasta

Pegiat literasi di walkingbook.org

Kompor Pilpres dan Baju Merah Ganjar Pranowo

Kompas.com - 30/10/2022, 06:52 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Meskipun hal itu adalah mutlak keputusan internal partai, namun terbaca jelas jika di tingkat internal, persaingan itu semakin memanas. “Kompor” pilpres adalah pemicu hawa panas itu.

Capres Ganjar memahami sanksi itu diberikan “tak hanya” atas dasar kemunculan diskursus publik pascapernyataan nyapresnya itu, semuanya berbau politis.

Politik belakang layar

Di belakang itu semua, track panjang perjalanan Puan sebagai capres telah dilakukan Megawati secara simultan.

Megawati bahkan telah memulainya dengan menyerahkan tampuk kuasa PDIP, dan mendorongnya sebagai Menteri Kordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (2014-2019) dalam Koalisi Indonesia Maju dan Ketua DPR RI (2019-2024) kepada putrinya Puan Maharani.

Dalam konteks menuju pilpres 2024, Megawati bisa menggunakan “hak prerogatif” kepemimpinan partainya “menunjuk langsung” Puan sebagai capres pilihan partai.

Begitu juga kerja-kerja sosialiasi kehadiran Puan ke seluruh Indonesia melalui aksi blusukannya yang masif. Ini langkah dan strategi agresif Megawati mengejar ketertinggalan—baik dari sisi ketokohan, visi dan misi, maupun dari sisi elektabilitas Puan Maharani.

Sebagai konsekuensinya kemudian, Ganjar menyerahkan sepenuhnya pada keputusan partai yang merupakan keputusan kongres dan semua kader harus ikut. Termasuk soal pencapresan yang sepenuhnya berada di tangan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Tapi, yang menarik adalah Ganjar tidak menarik pernyataannya soal siap maju capres. Ia secara bijak hanya menjawab bahwa semua kader harus siap apabila mendapatkan tugas dari partai, baik eksekutif maupun legislatif. Apakah ini bentuk kamuflase “perlawanan politisnya”?

Ganjar menimpali pernyataannya itu dengan menyebut bahwa fokusnya adalah bekerja dalam kapasitasnya sebagai pejabat resmi Gubernur Propinsi Jawa Tengah.

Apalagi saat ini sedang dipenuhi kesibukan membantu pemerintah nasional dalam mengendalikan inflasi, dan fokus pada kesiapsiagaan membangun daerahnya menghadapi bencana.

Di ranah publik, hukuman teguran lisan terhadap Ganjar yang dianggap memicu kemunculan diskursus, justru menimbulkan multitafsir.

Lagi-lagi banyak orang berpraduga dan berkesimpulan jika sumbernya lebih dari itu, karena persaingan calon dalam kontestasi Pilpres 2024.

Sikap legowonya Ganjar justru dapat “memancing” elektabilitasnya semakin melejit. Semakin besar tekanan dan diskriminasi akan memancing simpati dan empati politik. Jadi, apa manuver Puan-Mega-PDIP selanjutnya?

Ini bisa menjadi “bumerang” berbahaya bagi Puan, Megawati , tapi tidak pada partainya Ganjar -PDIP. Itu satu-satunya hal positif yang terisa bagi kubu Puan-Mega yang berusaha defensif, hingga ada keputusan final, siapa yang berhak maju mewakili Partai Banteng Bermoncong merah itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com