Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Heran Singapura Bisa Lebih Maju dari Indonesia, PDI-P Colek Jokowi dan Nadiem

Kompas.com - 28/10/2022, 14:53 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI-P Hasto Kristiyanto heran negara Singapura bisa lebih maju daripada Indonesia. Padahal, Indonesia kaya akan sumber daya alam (SDA).

Hasto menilai, dengan keanekaragaman dan kekayaan yang Indonesia punya, seharusnya Indonesia mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dengan cepat.

Awalnya, Hasto menyoroti masalah pendidikan di Indonesia yang menjadi perhatian serius.

Pasalnya, PDI-P melihat adanya praktik-praktik yang tak sesuai dalam upaya memajukan bangsa lewat pendidikan.

Dia membandingkan perkembangan iptek Indonesia yang tertinggal dari Singapura.

Baca juga: Jokowi Undang Presiden FIFA Gianni Infantino ke KTT G20

"Sumber daya alam kita jauh lebih mampu, tapi kenapa Singapura di atas kita? PDI-P menyiapkan kepemimpinan teknokratik karena akselerasi bangsa tidak bisa tanpa kemajuan pendidikan dan teknologi," ujar Hasto dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-94 di Sekolah Partai PDI-P, Jakarta Selatan, Jumat (28/10/2022).

Hasto menekankan sistem pendidikan di Indonesia perlu diperbaiki demi menciptakan pemimpin yang berkualitas.

Maka dari itu, PDI-P mendorong Presiden Joko Widodo (Jokowi) membenahi sistem pendidikan di Indonesia supaya bisa berkembang menjadi negara yang lebih baik lagi ke depannya.

Hasto curiga ada upaya-upaya praktik radikalisme yang coba disusupkan ke dalam pendidikan di Indonesia.

Baca juga: Hanya 39 Persen Kaum Muda Merasa Pendidikan Membantu dalam Mendapat Kerja

"Kami mendorong untuk memimpikan, Pak Jokowi melalui Menteri Pendidikan kepada Nadiem Makariem, agar secepatnya membenahi dunia pendidikan kita. Sehingga dunia pendidikan tidak diwarnai praktik-praktik intoleransi. Dunia pendidikan tidak diwarnai oleh praktik-praktik yang sedang mempersoalkan bajunya apa. Sekarang sering muncul," tuturnya.

"Bahkan, dunia pendidikan menjadi ajang dari berbagai pengaruh-pengaruh untuk bekerjanya pemikiran pemikiran yang digerakan oleh radikalisme sempit, ideologi kegelapan. Maka mari kita perluas kembali wawasan kebangsaan itu," sambungnya.

Selanjutnya, Hasto menyinggung negara Tiongkok yang saat ini lebih maju dari Indonesia setelah mengikuti Konferensi Asia Afrika di Bandung.

Padahal, menurut Hasto, Tiongkok jauh tertinggal di bawah Indonesia sebelum mengikuti Konferensi Asia Afrika.

Baca juga: Hari Sumpah Pemuda, Kucing Oren Naik Skateboard di Unggahan Jokowi

Untuk itu, Hasto mengatakan pembenahan dunia pendidikan di tanah air menjadi kunci keberlanjutan bangsa menghadapi tantangan ke depan.

"Saat ini pendidikan kita pada masuk peringkat 143, dibandingkan Singapura yang ada 11," imbuh Hasto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com