Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Bersenjata Api Ditangkap di Depan Istana, Moeldoko: Kita Punya Kesigapan Tinggi

Kompas.com - 25/10/2022, 12:09 WIB
Ardito Ramadhan,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyatakan, penangkapan seorang perempuan bersenjata api di depan Istana Kepresidenan, Jakarta, menunjukkan sistem pengamanan telah dijalankan.

Menurut Moeldoko, penangkapan itu juga membuktikan bahwa aparat sigap dalam mengamankan kawasan Istana.

"Pengamanan ring sudah dijalankan dan kenapa ketangkap ya itu menunjukkan kita punya kesigapan tinggi," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (25/10/2022).

Moeldoko menuturkan, peristiwa ini juga menjadi pelajaran bagi semua pihak agar harus tetap waspada.

Baca juga: Seorang Perempuan Todongkan Pistol di Depan Istana Merdeka, Paspampres: Sedang Didalami

Sementara itu, Moeldoko menyebutkan, perempuan itu kini tengah diperiksa untuk didalami motif di balik tindakannya tersebut.

"Saat ini sedang didalami motifnya apa dan seterusnya, dan siapa sebenernya yang ada di balik itu dan seterusnya, kenapa mesti ke sini dan seterusnya, itu sedang kita dalami," ujar Moeldoko.

Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komjen Agus Andrianto mengatakan, perempuan itu kini tengah diperiksa oleh Detasemen Khusus 88 Anti Teror Polri.

"Sekarang dalam pendalaman daripada Densus 88, jadi tunggu saja ya. Nanti dari Kadensus 88 dalam melakukan pedalaman kepada tersangka yang tadi diamankan oleh petugas," kata Agus.

Baca juga: Densus 88 Periksa Perempuan Bersenjata Api yang Ditangkap di Depan Istana

Senada dengan Moeldoko, Agus juga menilai kesigapan aparat dalam mengamankan kawasan Istana sudah cukup baik berkaca dari peristiwa ini.

Agus pun tak berkomentar banyak saat ditanya soal berulangnya upaya penerobosan ke Istana yang sempat terjadi pada 2017 lalu.

"Kan sudah ada protapnya, saya yakin sudah protapnya ada," ujar dia.

Baca juga: Jokowi Tak Ada di Istana Saat Wanita Terobos Penjagaan dan Todongkan Pistol ke Paspampres

Diberitakan sebelumnya, seorang perempuan ditangkap aparat kepolisian dan juga Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) karena hendak menerobos ke Istana Negara pada Selasa pagi.

Komandan Paspampres Marsda Wahyu Hidajat Soedjatmiko mengatakan, perempuan itu ditangkap karena menunjukkan tingkah laku mencurigakan dengan berdiri di dekat pos utama Paspampres di depan Istana Merdeka, dekat lampu lalu lintas.

"Jadi perempuan tersebut tidak menerobos Istana. Tapi justru berawal dari kewaspadaan anggota kami (Paspampres) yang langsung menghampiri perempuan tersebut dan perempuan tersebut langsung mengacungkan senjata ke arah anggota (Paspampres),” kata Wahyu dalam siaran pers.

Dengan situasi seperti itu, anggota Paspampres langsung mengambil senjata api yang ditodongkan dan menyerahkan perempuan tersebut kepada polisi lalu lintas yang sedang bertugas di depan Istana.

Wahyu mengatakan, penanganan kasus ini pun telah diserahkan kepada Polda Metro Jaya.

"Saat ini perempuan tersebut sudah berada di Polda Metro Jaya untuk dimintai keterangan. Untuk lebih lanjut silakan ditanyakan kepada Polda Metro Jaya,” kata Wahyu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com