Saat itu, Jokowi tak lagi memberikan kursi Jaksa Agung untuk Nasdem seperti pada pemerintahan periode pertama.
Keretakan ini mungkin berlanjut akibat berbagai gesekan dan dinamika politik, puncaknya karena pencapresan Anies.
Bagaimanapun, kata Ujang, sosok Anies selama ini dikenal berseberangan dengan Jokowi. Sangat mungkin, Jokowi tak berkenan atas keputusan Nasdem, tetapi tak punya hak untuk melarang.
Sementara, Nasdem sendiri nekat mendeklarasikan Anies sejak jauh-jauh hari demi mempersiapkan kemenangan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu dan mengeruk efek ekor jas atau keuntungan dari pencapresan Anies.
"Keberanian Nasdem mengusung Anies yang menjadi antitesa Jokowi inilah yang membuat Jokowi kelihatannya tidak enak untuk marah, tapi dipendam, marah tapi diam. Di situlah terjadi hubungan yang tidak bagus itu," kata Ujang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.