Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei SMRC Ungkap Elektabilitas Prabowo Stagnan, Bakal Disalip Anies?

Kompas.com - 23/10/2022, 15:56 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tren elektabilitas Menteri Pertahanan Prabowo Subianto belakangan ini disebut dalam kondisi relatif stagnan, membuatnya kini bersaing sangat ketat dengan eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam simulasi Pilpres 2024.

Hal itu terungkap dari hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada 3-9 Oktober 2022 yang dirilis pada Minggu (23/10/2022).

Dalam simulasi semiterbuka 45 nama calon presiden, perkembangan elektabilitas Prabowo tidak menggembirakan.

"Kalau dari kepala dan ekor kita lihat 1,5 tahun terakhir, (elektabilitas Prabowo ) dari 20 persen menjadi 21 persen artinya cenderung stagnan," ujar peneliti SMRC Deni Irvani dalam rilis hasil survei tersebut.

Baca juga: Survei SMRC: Suara Puan Tetap Rendah meski Ganjar Tak Dapat Tiket Capres 2024

Ketatnya persaingan elektabilitas Prabowo dan Anies semakin tampak dalam simulasi nama tertutup 3 calon presiden 2024 dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Dalam simulasi ini, elektabilitas Prabowo menurun dari 34,1 persen pada Maret 2021 menjadi 27,5 persen per Oktober 2022. Sementara itu, elektabilitas Anies menguat dari 23,5 menjadi 26 persen dalam periode yang sama.

"Kelihatan ada kecenderungnan penurunan dukungan ke Pak Prabowo. Anies masih konsisten di urutan ketiga, tetapi jaraknya dengan Prabowo sudah kelihatan semakin dekat. Kalau survei terakhir hanya tinggal 1,5 persen, kita sudah sulit membedakan dukungan (yang lebih unggul) antara 2 tokoh ini," jelas Deni.

Hal serupa tampak jika poros Ganjar-Prabowo-Anies ketambahan 1 calon presiden lagi, yakni Airlangga Hartarto yang mungkin saja dicalonkan oleh Koalisi Indonesia Bersatu besutan PAN, Golkar, dan PPP.

Baca juga: Survei SMRC: Anies Tak Cukup Signifikan Gaet Suara Nasdem di Jawa Barat

Dalam simulasi 4 nama tertutup ini, Ganjar masih mapan di puncak dengan elektabilitas 31,1 persen, turun sedikit dari survei SMRC Agustus 2022 31,7 persen.

Di urutan kedua, Prabowo beroleh 26,5 persen suara, turun dari 28,4 persen suara pada Agustus 2022.

Di posisi ketiga, Anies menguntit dengan raihan elektabilitas 25,4 persen atau hanya selisih 1,1 persen suara. Elektabilitas Anies naik 3,8 persen dari Agustus 2022 .

Sementara itu, elektabilitas Airlangga jauh di bawah ketiga nama tersebut, yaitu hanya 2,6 persen.

"Kita tidak bisa menyimpulkan mana yang lebih kuat antara Prabowo dan Anies," sebut Deni.

Baca juga: SMRC: Efek Deklarasikan Anies Capres, Suara Nasdem di Indonesia Bagian Timur Turun Tajam

Kekuatan Prabowo dalam hal vis a vis dengan Anies baru terlihat jika Ganjar tak ikut kontestasi karena PDI-P mengusung Puan Maharani dan KIB mengusung Airlangga.

Dalam simulasi tersebut, Prabowo memimpin dengan elektabilitas 36,2 persen, sedangkan Anies di bawahnya dengan elektabilitas 29,7 persen.

SMRC mengeklaim survei ini dilakukan dengan populasi seluruh warga negara Indonesia yang yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Dari populasi itu dipilih secara random (stratified multistage random sampling) 1.220 responden. Response rate sebesar 1.027 atau 84 persen, dengan margin of error survei diperkirakan ± 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen (asumsi simple random sampling).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic', Jokowi: Benar Dong

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic", Jokowi: Benar Dong

Nasional
Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Nasional
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Nasional
Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Nasional
Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Nasional
Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Nasional
Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Nasional
Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Nasional
PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

Nasional
Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Nasional
Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com