Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM Akan Sandingkan Hasil Laboratorium Gas Air Mata Kanjuruhan dengan Baju Korban

Kompas.com - 19/10/2022, 12:37 WIB
Vitorio Mantalean,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyebutkan bahwa hasil uji laboratorium terhadap kandungan gas air mata dalam Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 akan disandingkan dengan bukti lain.

Sebelumnya, Komnas HAM mengaku telah mengirim sejumlah sampel selongsong gas air mata yang digunakan saat Tragedi Kanjuruhan ke laboratorium untuk dianalisis kandungan kimiawinya dan dampaknya terhadap kesehatan.

"Hasil laboratoriumnya yang di kami, sedang berproses dan kami sedang mencari pembanding, baju dan lain sebagainya, yang digunakan para korban atau para saksi di saat itu," kata komisioner bidang penyelidikan dan pemantauan Komnas HAM, Choirul Anam, kepada wartawan pada Rabu (19/10/2022).

Baca juga: Panggil PT LIB soal Kanjuruhan, Komnas HAM Dalami Dugaan Kapolres Malang Ditekan

Sebagai informasi, Komnas HAM sejak awal menemukan bahwa sejumlah gas air mata yang ditembakkan polisi dalam Tragedi Kanjuruhan kedaluwarsa.

Hal ini belakangan juga diakui oleh Mabes Polri, namun mereka bersikukuh bahwa gas air mata yang kedaluwarsa justru mengurangi efek senjata tersebut.

"Itu sedang kami proses untuk juga dibandingkan, disandingkan dengan hasil yang kami temukan selosong gas air mata itu," kata Anam.

Tragedi Kanjuruhan terjadi pada 1 Oktober 2022 malam pascalaga bertajuk derbi Jawa Timur yang mempertemukan Arema FC vs Persebaya.

Baca juga: Kapolda Jatim Sebut Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Belum Menghendaki Otopsi, KontraS Duga Ada Intimidasi

Pertandingan itu berakhir dengan skor 3-2 untuk kemenangan tim tamu.

Tragedi dipicu oleh tembakkan gas air mata polisi yang mayoritas mengarah ke tribun selatan stadion, membuat suporter tunggang-langgang berebut pintu keluar, mengakibatkan banyak orang berdesakan dan terinjak-injak dalam keadaan sesak napas.

Sedikitnya 133 orang meninggal dunia akibat tragedi ini dan lebih dari 600 lainnya luka-luka. Tak sedikit penyintas yang masih menderita sakit pernapasan dan bagian mata akibat efek gas air mata.

Komnas HAM dan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) telah menyatakan temuan bahwa Tragedi Kanjuruhan dipicu oleh penembakan gas air mata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com