Di samping itu, Jokowi meminta agar komunikasi publik Polri dalam menyikapi sebuah peristiwa dirancang dengan baik dan jangan sampai terlambat disampaikan.
"Komunikasi publik itu penting banget. Jangan terlambat, jangan lamban. Sehingga yang muncul nanti, kalau lamban, kalau lambat, yang muncul isu-isu lain," ujar Jokowi.
Mantan Wali Kota Solo itu mengingatkan, adanya media sosial membuat informasi dapat tersebar dalam hitungan menit, bahkan detik.
Ia juga mengingatkan agar Polri tidak meremehkan isu-isu kecil yang muncul karena jika sudah membesar maka akan sulit untuk diatasi.
"Begitu ada peristiwa kecil, dan saudara-saudara menganggap ini kecil sehingga tidak ditangani, dikomunikasikan dengan baik, dengan kecepatan, membesar menjadi sulit untuk kemudian diselesaikan lagi," kata Jokowi.
Ia mengatakan, situasi dunia yang sulit membuat banyak pihak sensitif dan mudah tersulut emosinya.
"Untuk menumbuhkan optimisme, harus menciptakan hal-hal yang baik. Dikontra dengan itu, dikontra dengan prestasi-prestasi, dikontra dengan komunikasi yang baik," ujar Jokowi.
Dalam kesempatan ini, Jokowi juga menyinggung kasus pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat yang melibatkan Ferdy Sambo. Menurutnya, kasus ini membuat runyam kepercayaan publik terhadap Polri.
Menurut dia, angka kepuasan publik terhadap Polri yang sempat tinggi kini menjadi paling rendah di antara institusi penegak hukum akibat kasus pembunuhan Brigadir J.
"Begitu ada peristiwa FS, runyam semuanya dan jatuh ke angka paling rendah, dulu dibandingkan institusi penegak hukum yang lain tertinggi, sekarang Saudara-saudara harus tahu menjadi yang terendah," kata Jokowi.
Baca juga: Eks Kabareskrim Anggap Diagram Konsorsium 303 Sambo Tidak Dibikin Orang Sembarangan
Menurut Jokowi, publik sesungguhnya mengapresiasi kerja keras Polri bersama TNI, pemerintah, dan seluruh komponen masyarakat dalam menangani pandemi Covid-19.
Ia menyebutkan, hal itu tercermin dari angka kepuasan publik terhadap Polri yang berada di angka 80,2 persen pada November 2021.
Namun, angka tersebut anjlok menjadi 54 persen pada Agustus 2022 setelah mencuatnya kasus pembunuhan Brigadir J.
"Jatuh, terus terang itu rendah sekali. Itulah pekerjaan berat yang saudara-saudara harus kembalikan untuk kepercayaan masyarakat kepada Polri di tengah situasi yang juga tidak mendukung saat ini" kata Jokowi.
Baca juga: Pengamat ISSES Minta Ferdy Sambo Diperiksa soal “Konsorsium 303” Judi Online
Jokowi juga berpesan kepada pejabat Polri menjaga gaya hidup mereka agar tidak bermewah-mewahan.