Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Dalami Dugaan Intervensi PSSI Terkait Jadwal Pertandingan Arema Vs Persebaya di Kanjuruhan

Kompas.com - 11/10/2022, 11:33 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) mendalami dugaan adanya intervensi dari pihak luar terkait pelaksanaan jadwal pertandingan Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, 1 Oktober 2022 yang dimulai pada pukul 20.00 WIB.

Terkait itu, Polri juga tidak menutup kemungkinan mendalami adanya dugaan intervensi dari Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).

“Tentunya itu (dugaan intervensi PSSI) masuk dalam materi pendalaman oleh tim. Itu semuanya akan disampaikan apabila ada beberapa perubahan-perubahan lagi atau penambahan-penambahan lagi tentang peristiwa tersebut,” kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Senin (10/10/2022).

Baca juga: Tragedi Kanjuruhan: Pemerintah Punya Potensi Intervensi PSSI

Dedi juga mengatakan, pelaksanaan pertandingan Arema vs Persebaya memiliki tingkat risiko yang cukup tinggi. Itu pula yang membuat mantan Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat mengajukan agar tidak ada penonton dari tim Persebaya.

“Tapi tingkat risikonya cukup tinggi karena ini diabaikan, makanya (tersangka) yang bersangkutan dikenakan juga menyangkut masalah Pasal 3 ayat 1 UU 11 Tahun 2022 itu,” ucap dia.

Diberitakan sebelumya, Anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan, Rhenald Kasali, menilai jadwal pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya janggal.

Baca juga: Pembelaan Polri soal Gas Air Mata di Kanjuruhan: Sebut Tak Mematikan hingga Bukan Penyebab Kematian

Ia menilai laga tersebut terlalu malam. Menurut Rhenald Kasali, atlet sepak bola mengaku sangat tidak enak dengan pertandingan yang digelar terlalu larut.

“Kami bicara kepada para atlet dan atlet mengatakan bahwa sangat tidak nyaman bertanding pada mulai setengah 10 malam, kalau kemarin kan tidak,” ujar Rhenald Kasali di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (10/10/2022).

Rhenald Kasali menuturkan bahwa terdapat dugaan bahwa pertandingan dilangsungkan malam hari untuk memfasilitasi iklan rokok yang baru diizinkan tayang pukul 10.00 WIB.

Baca juga: TGIPF Duga Ada Kepentingan Iklan Rokok di Laga Sepak Bola Malam Hari

Selain itu, Rhenald Kasali juga menduga ada pihak yang sengaja mengatur agar pertandingan sepak bola digelar malam hari.

Meskipun demikian, Rhenald Kasali belum bisa memberikan secara detail siapa pihak yang mempunyai kewenangan untuk memberikan arahan laga Liga 1 bergulir malam.

“Ada indikasi-indikasi yang misalnya kenapa bisa jadi malam, pada malam itu juga kemungkinan besar di situ ada pihak tertentu yang mempunyai kekuatan untuk mengatur tetap menjadi malam hari,” kata Rhenald Kasali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com