Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo di Antara Jokowi dan Anies, serta Ambisi Jadi Presiden

Kompas.com - 07/10/2022, 05:50 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ambisi Prabowo Subianto menjadi presiden RI belum padam. Tiga kali kalah di pemilu tak membuat Ketua Umum Partai Gerindra itu menyerah.

Kendati Pilpres 2024 masih jauh, Prabowo telah mendeklarasikan kesiapannya untuk maju kembali ke gelanggang pemilihan mendatang.

“Dengan ini saya menyatakan bahwa dengan penuh rasa tanggung jawab saya menerima permohonan saudara untuk bersedia dicalonkan sebagai calon presiden Republik Indonesia,” kata Prabowo dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Gerindra di Bogor, Jawa Barat, Jumat (12/8/2022).

Baca juga: Survei LSJ: Elektabilitas Prabowo Tertinggi, Ungguli Ganjar dan Anies

Jika Prabowo benar-benar maju sebagai capres 2024, dipastikan dia tidak akan berhadapan dengan Presiden Joko Widodo lagi. Sebab, Jokowi yang telah menjabat dua periode tak bisa mencalonkan diri kembali.

Namun, besar kemungkinan Prabowo bakal melawan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu baru-baru ini dideklarasikan sebagai capres Partai Nasdem.

Jokowi dan Anies sama-sama sosok yang pernah didukung Prabowo untuk menjadi DKI-1. Setelah Jokowi, kini, terbuka peluang Prabowo bertarung dengan Anies.

Lantas, dengan situasi politik kini, mungkinkah 2024 menjadi tahun keberhasilan Prabowo menggapai tampuk tertinggi kekuasaan? Atau, Menteri Pertahanan itu akan kembali gigit jari?

Kalah dari Jokowi

Persaingan antara Prabowo dengan Jokowi menjadi sejarah panjang perpolitikan tanah air.

Jauh sebelum Pilpres 2014, Prabowo digandeng Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri untuk menjadi cawapresnya pada Pilpres 2009.

Namun, pasangan Mega-Pro itu terpaksa kalah dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Boediono yang akhirnya terpilih sebagai presiden dan wakil presiden RI.

Baca juga: Kedekatan Prabowo dan Megawati, Peran Ketum PDI-P di Balik Keputusan Gerindra Masuk Kabinet

Meski gagal, Gerindra dan PDI-P tetap mesra. Saat PDI-P mengusung Jokowi-Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2012, Prabowo menjadi salah satu yang terdepan memberikan dukungan.

Prabowo bahkan pernah mengatakan bahwa dirinya adalah salah satu tokoh yang meminta Megawati mencalonkan Jokowi dan Ahok di Pilkada Ibu Kota. Saat itu, nama Jokowi masih populer sebagai Wali Kota Solo.

"Yang bawa Jokowi dari Surakarta ke Jakarta itu saya. Saya yang minta Bu Mega," kata Prabowo seperti diberitakan Kompas.com, 27 Maret 2014.

Hal itu juga sempat diakui oleh Jokowi. Jokowi pernah mengatakan bahwa Prabowo menjadi salah satu sosok yang berperan penting menjadikannya sebagai orang nomor satu di DKI.

"Kalau mau terima kasih ya boleh saja, ndak ada masalah. Terima kasih Pak Prabowo, terima kasih Pak Jusuf Kalla, terima kasih relawan, terima kasih sama Pak Ahok juga, semuanya," katanya.

Baca juga: Kedekatan Mega-Prabowo dan Kemungkinan Kerja Sama PDI-P-Gerindra

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com