Anies juga merupakan sosok yang dulu didukung Prabowo pada Pilkada DKI 2017. Saat itu, Prabowo gencar menginstruksikan jajaran Gerindra, para relawan, bahkan pendukungnya, untuk mewujudkan kemenangan Anies yang berpasangan dengan Sandiaga Uno.
"Kemenangan Anies-Sandi sangat penting untuk demokrasi, keadilan, dan kedaulatan Merah Putih," kata Prabowo dalam surat tertulis yang beredar di jajaran Partai Gerindra, seperti diberitakan Kompas.com, 11 Januari 2017.
Poros Anies-Sandiaga pun berhasil memenangkan pertarungan. Lawan mereka yang diusung PDI-P, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, terpaksa pulang menerima kekalahan.
Kini, lima tahun memimpin Ibu Kota, Anies berancang melawan Prabowo di arena pertarungan yang lebih besar.
Gerindra mengaku siap jika ketua umumnya berhadapan dengan Anies. Diklaim oleh Gerindra, partainya sudah terbiasa bertarung.
"Kalau kemudian harus bertemu Anies dan Pak Prabowo, kita harus berjuang untuk memenangkan Pak Prabowo jadi Presiden," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gerindra, Ahmad Muzani, saat ditemui di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (6/10/2022).
Baca juga: Nasdem Resmi Deklarasikan Anies Baswedan Jadi Capres 2024
Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno mengatakan, hingga kini, peluang kemenangan Prabowo melawan Anies terbuka sama besarnya dengan kemungkinan kekalahannya.
Jika dilihat dari elektabilitas para tokoh saat ini, Prabowo lebih berpotensi unggul. Sebab, menurut survei berbagai lembaga, elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra itu masih melampaui Anies Baswedan.
Namun, menurut Adi, perolehan suara keduanya ke depan akan sangat ditentukan oleh cawapres yang mereka gandeng.
Jika cawapres Prabowo kuat dan populer, semakin tipis peluang kemenangan Anies. Sebaliknya, jika Anies menggaet cawapres andal, maka, tak menutup kemungkinan dia yang jadi juara.
"Cawapres itu adalah kunci kalau saya lihat untuk 2024, karena nama-nama yang hendak maju (sebagai capres) ini belum sampai angka psikologis untuk mengamankan kemenangan dalam pilpres," kata Adi kepada Kompas.com, Kamis (6/10/2022).
Di sisi lain, kata Adi, Prabowo unggul karena berpeluang mengantongi dukungan dari Jokowi. Diprediksi, Jokowi memberikan dukungannya buat Prabowo alih-alih untuk Anies yang notabene datang dari kalangan oposisi.
"Itu satu variabel dominan yang menurut saya akan membuat kekuatan Prabowo relatif berlipat," ujar Adi.
Kendati Prabowo sudah berulang kali gagal di pilpres, lanjut Adi, publik tak akan banyak mempersoalkan "wajah lama".
Justru, besarnya elektabilitas Prabowo hingga saat ini memperlihatkan bahwa mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) itu tetap mendapat tempat di hati pemilih meski tumbang berkali-kali.