JAKARTA, KOMPAS.com - Sosok yang bakal menggantikan Jenderal Andika Perkasa untuk menduduki jabatan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) sampai saat ini masih belum diketahui.
Akan tetapi, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono digadang-gadang bakal menjadi kandidat kuat pengganti Andika yang masa jabatannya akan selesai pada akhir tahun ini.
Baca juga: Pergantian Panglima TNI, Pengamat Nilai Jokowi Tak Lihat Faktor Usia dan Masa Aktif
Masa jabatan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa akan berakhir pada Desember 2022. Dia juga akan memasuki usia pensiun pada 21 Desember 2022, bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-58.
Menurut Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, usia pensiun paling tinggi 58 tahun bagi perwira dan 53 tahun bagi bintara dan tamtama.
Pengamat militer dan pertahanan, Connie Rahakundini Bakrie, berpendapat calon panglima TNI pengganti Jenderal Andika Perkasa seharusnya berasal dari TNI AL.
Selain itu, tradisi rotasi kepemimpinan di tubuh TNI yang bergantian dari ketiga matra juga harus terus dijaga.
Baca juga: Megawati Sebut Pertahanan Indonesia Maju Mundur, Jokowi Sudah Panggil Panglima TNI dan Kepala Staf
Connie mengatakan, jika pengganti Andika berasal dari TNI AL maka sama saja membantu mewujudkan janji Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadikan Indonesia sebagai negara poros maritim dunia.
“Kalau sekarang kita tarik kepada janji Presiden Jokowi di 2014 bahwa kita akan menjadi poros maritim dunia, itu kan artinya kita menjadi poros dirgantara dunia, kita menjadi poros permukaan dunia. Artinya harus mewujudkan bahwa panglima TNI kali ini harus dari angkatan laut,” kata Connie seperti dikutip dari program Kompas Petang di KOMPAS TV, Kamis (6/10/2022).
Baca juga: Soal Bursa Panglima TNI, Jenderal Andika: Presiden Pasti Mendadak
Connie mengatakan, angkatan laut bisa dijadikan sebagai patokan untuk mengukur kekuatan militer sebuah negara. Di sisi lain, Presiden Jokowi berjanji mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
“Kenapa dari angkatan laut, yaitu dari Laksamana Yudo Margono. Kalau kita bicara soal pertahanan, apalagi untuk mewujudkan poros negara maritim, pakailah dasarnya itu angkatan laut, dasar menghitung angkatan itu dari angkatan laut,” papar Connie.
Lebih lanjut, Connie sepakat dengan pernyataan Presiden Jokowi sebelumnya bahwa situasi geopolitik terus berubah.
Konflik antara Rusia dan Ukraina juga belum mereda. Dia khawatir dengan posisi Indonesia apabila terjadi perang di Taiwan. Inilah yang menurutnya yang akan menjadi tantangan panglima TNI ke depan.
Baca juga: Panglima TNI: Kekurangan Kendaraan Tempur Itu Banyak Sekali
“Saya perlu mengingatkan bahwa perang Rusia-Ukraina ini belum selesai, apalagi jika perang tersebut berpindah ke Taiwan atau Laut China Selatan. Ini yang mesti kita sadari dulu,” tegas Connie.
Maka dari itu, kata Connie, dengan potensi gangguan keamanan kawasan dan pertahanan ke depan maka panglima TNI selanjutnya akan menghadapi banyak persoalan dan membutuhkan kepiawaian dari seorang perwira tinggi angkatan laut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.