Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembali Disentil Bambang Pacul, Ganjar Dinilai Belum Patuh pada Agenda Pencapresan PDI-P

Kompas.com - 06/10/2022, 11:46 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP PDI-P Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul kembali menyentil Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menduga, sentilan itu tak lepas dari anggapan para elite PDI-P bahwa Ganjar masih berambisi besar untuk mencalonkan diri sebagai presiden.

Padahal, PDI-P punya agenda sendiri terkait pencapresan untuk Pemilu 2024.

"Mungkin yang dimaksud oleh Pak Bambang Pacul, Pak Ganjar ini seolah-olah mendukung, tapi di luar sana, di belakang sana, kenyataannya mendukung dirinya sendiri untuk bisa menjadi capres," kata Ujang kepada Kompas.com, Rabu (5/10/2022).

Baca juga: Alasan Nasdem Tak Usung Ganjar Sebagai Capres: Tidak Ada Kejelasan Kapan Memutuskan

Boleh jadi, kata Ujang, Ganjar masih dianggap kurang berkontribusi terhadap upaya pemenangan PDI-P menuju pemilu.

Sebaliknya, Gubernur Jawa Tengah itu justru sibuk bergerak sendiri demi kepentingan pribadi menuju panggung pilpres.

Padahal, telah ditegaskan berulang kali bahwa perihal capres dan cawapres PDI-P menjadi kewenangan ketua umum Megawati Soekarnoputri.

"Belum ada titik temu antara Ganjar dengan elite PDI-P," ujar Ujang.

Baca juga: Nasdem Masih Bisa Pertimbangkan Ganjar Jadi Cawapres Anies, asalkan...

Kendati Megawati belum menetapkan nama capres atau cawapres partainya, sosok Ganjar dan Puan Maharani sejak awal digadang-gadang menjadi capres terkuat PDI-P.

Ganjar dinilai punya modal elektabilitas besar. Sementara Puan, sebagai putri Megawati, dianggap memiliki tiket emas menuju panggung pemilihan.

Belakangan, kata Ujang, tampak sinyal keberpihakan PDI-P ke Puan. Ini terlihat dari tugas-tugas khusus yang diberikan Megawati ke Ketua DPP PDI-P itu, seperti memimpin safari politik ke partai-partai lain, hingga berkeliling Indonesia bertemu kader-kader PDI-P di daerah.

Sebaliknya, Ganjar terus menerus diserang oleh elite partai banteng. Dia tak sekali dua kali saja dikritik, tetapi juga tidak diundang di acara partainya sendiri.

Oleh karenanya, Ujang menilai, sentilan Bambang Pacul buat Ganjar bisa jadi karena dia dianggap belum sejalan dengan keinginan PDI-P yang tampaknya ingin mendorong pencapresan Puan Maharani.

"Saya melihatnya itu kritikan keras kepada Ganjar, kritikan tegas kepada Ganjar bahwa selama ini Ganjar dianggap oleh PDI-P tidak taat asas, dianggap belum loyal atas pencalonan Puan Maharani, masih mengurus diri sendiri untuk pencalonan dirinya," kata Ujang.

Baca juga: Sentilan Elite PDI-P ke Ganjar: Dulu Dibilang Kemajon, Kini Disinggung Siap Tidur

Sebelumnya, Pacul mempertanyakan foto Ganjar di bawah baliho besar PDI-P yang memuat foto Puan Maharani bertuliskan "2024 Menang Spektakuler, Hattrick!".

Foto tersebut diunggah di akun Instagram resmi Ganjar, @ganjar_pranowo, Senin (3/10/2022), dengan caption "Siap!". Ganjar juga menandai akun Instagram PDI-P dalam foto tersebut.

Oleh Pacul, caption alias keterangan foto tersebut dipertanyakan, apakah yang dimaksud Ganjar "siap" berarti siap bergerak bersama partai, atau lainnya.

Pacul menyebut, hanya Ganjar yang tahu maksud dari unggahannya itu.

"Yang tahu dia sendiri. Apalagi tidak ada 'siap gerak'. Kalau 'siap' bisa (siap) pulang tidur, tapi kalau siap gerak dia akan bergerak," kata Pacul saat ditemui di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (4/10/2022).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Nasional
MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com