Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sentilan Elite PDI-P ke Ganjar: Dulu Dibilang Kemajon, Kini Disinggung "Siap Tidur"

Kompas.com - 06/10/2022, 06:00 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

Namun, Ganjar menampik anggapan yang menyebut dirinya berkonflik dengan Puan Maharani, atau bahkan tidak menghargai Megawati.

Baca juga: Alasan Nasdem Tak Usung Ganjar Sebagai Capres: Tidak Ada Kejelasan Kapan Memutuskan

Menurutnya, hubungannya dengan Puan maupun jajaran PDI-P lainnya baik-baik saja hingga saat ini.

Ganjar pun tak sekali dua kali mengatakan bahwa perihal pencapresan dirinya tunduk pada keputusan Megawati sebagai pimpinan tertinggi partai.

"Yang menentukan (capres) juga partai, kalau sudah ditentukan," katanya saat ditemui di Sekolah Partai PDI-P, Lenteng Agung, Jakarta, Kamis (22/9/2022).

Belum loyal

Merespons ini, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menilai, sentilan Bambang Pacul soal "siap gerak atau siap tidur" sedianya merupakan lanjutan dari sentilan-sentilan elite PDI-P terhadap Ganjar seperti yang sudah-sudah.

Sosok Ganjar ternyata masih dianggap kurang berkontribusi terhadap pemenangan partai. Sebaliknya, Gubernur Jawa Tengah itu justru bergerak sendiri untuk kepentingan pribadi menuju panggung pilpres.

Padahal, telah ditegaskan berulang kali oleh elite PDI-P bahwa perihal capres menjadi kewenangan ketua umum Megawati Soekarnoputri.

"Politik itu saya sebut seolah-olah saja. Mungkin yang dimaksud oleh Pak Bambang Pacul, Pak Ganjar ini seolah-olah mendukung, tapi di luar sana, di belakang sana, kenyataannya mendukung dirinya sendiri untuk bisa menjadi capres," kata Ujang kepada Kompas.com, Rabu (5/10/2022).

Baca juga: Foto Ganjar di Bawah Baliho Puan yang Kembali Menuai Komentar Bambang Pacul

Kendati belum mengumumkan nama, sosok Ganjar dan Puan Maharani sejak awal memang digadang-gadang menjadi capres terkuat PDI-P.

Ganjar dinilai punya elektabilitas besar. Sementara Puan, sebagai putri Megawati, dianggap memiliki tiket emas menuju panggung pemilihan.

Belakangan, kata Ujang, PDI-P tampak berat sebelah ke Puan. Ini terlihat dari tugas-tugas khusus yang diberikan Megawati ke Ketua DPR RI itu, seperti memimpin safari politik ke partai-partai lain, hingga berkeliling Indonesia bertemu kader-kader PDI-P di daerah.

Sebaliknya, Ganjar terus menerus diserang oleh elite partai banteng. Dia tak sekali dua kali dikritik, bahkan tidak diundang di acara partainya sendiri.

Oleh karenanya, Ujang menilai, sentilan Bambang Pacul buat Ganjar bisa jadi karena dia dianggap belum sejalan dengan keinginan PDI-P yang tampaknya ingin mendorong pencapresan Puan Maharani.

"Saya melihatnya itu kritikan keras kepada Ganjar, kritikan tegas kepada Ganjar bahwa selama ini Ganjar dianggap oleh PDI-P tidak taat asas, dianggap belum loyal atas pencalonan Puan Maharani, masih mengurus diri sendiri untuk pencalonan dirinya," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Nasional
Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Nasional
Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Nasional
PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

Nasional
Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Nasional
Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Nasional
Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Nasional
Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Nasional
Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat 'Smart Card' Haji dari Pemerintah Saudi

Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat "Smart Card" Haji dari Pemerintah Saudi

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Nasional
Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Nasional
Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Nasional
Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri 'Triumvirat' dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri "Triumvirat" dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Nasional
Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com