Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang 96 Tahun Frans Seda, Jembatan Indonesia dari Timur Indonesia

Kompas.com - 05/10/2022, 05:49 WIB
Vitorio Mantalean,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tepat 96 tahun lalu, Indonesia dianugerahi seorang bayi yang kelak menjadi tokoh 3 zaman.

Dia lah Franciscus Xaverius Seda, yang lahir di Lekebai, Sikka, Flores, NTT pada 4 Oktober 1926.

Pria yang menandai kiprahnya di bidang pendidikan dan pers ini berulang kali duduk di kursi menteri rezim Orde Lama dan Orde Baru, bahkan menjadi penasihat ekonomi untuk BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, dan Megawati Soekarnoputri di era Reformasi.

Itu artinya, ia sudah membantu 5 presiden negara ini.

Namun demikian, Frans Seda, demikian ia akrab disapa, tetap menjalani segalanya dengan prinsip cinta atas Tanah Air dan kesahajaan. Prinsip ini yang juga melekat dalam caranya membangun keluarga, termasuk membesarkan dua putrinya, Francisca Xaveria Sika Seda serta Yoanessa Maria Yosea Sipi Seda.

"Keduanya tidak dibesarkan dengan kemewahan, padahal Bapaknya luar biasa. Kedua anak ini dibesarkan sebagai ordinary people, ordinary kids," ungkap jurnalis senior Tempo, Hermien Y. Kleden, dalam diskusi buku Putra Nusa Bunga & Wastra NTT, Mengenang Frans Seda, yang digelar di Universitas Atma Jaya, Jakarta, Selasa (4/10/2022).

Baca juga: Frans Seda dan Generasi Muda Pelintas Batas Budaya

Ayah Frans Seda, Paulus Setu Seda, adalah guru di sekolah rakyat. Sementara, ibunya, Maria Sipi Soa Seda, seorang ibu rumah tangga yang rajin bertani.

Dalam pertumbuhannya, Frans hidup berpindah-pindah. Berawal dari Flores, Nusa Bunga kelahirannya, Frans kemudian pergi ke pulau-pulau lain demi melanjutkan pendidikan.

Pendidikan menjelma menjadi ruh bagi kehidupan anak yang haus akan buku dan pengetahuan. Dia pun kelak yang mendirikan Universitas Atma Jaya itu sendiri.

Perpindahan-perpindahan ini pula yang membawa Frans Seda kepada salah satu momen monumental dalam hidupnya, yaitu berjumpa Ir Soekarno pada usia 10 tahun.

Kala itu, pada 1936, Soekarno tengah menjalani masa pembuangan di Ende oleh pemerintah Hindia-Belanda, sedangkan Frans sedang studi di Ndao, Ende.

Baca juga: Jelajah Jalur Pantai Utara Flores, NTT yang Punya Banyak Tempat Wisata

Di depan Soekarno, Frans Seda bertutur--entah berpidato atau membaca sajak, masih memerlukan verifikasi lebih lanjut--dalam bahasa Belanda yang fasih. Itu yang membuat Soekarno kagum dan mengingat dirinya ketika kembali bersua di Jogjakarta pada 1946, tatkala Frans bergabung sebagai tentara pelajar.

Jembatan negeri

Penulis buku Frans Seda lainnya, Diana Damayanti, mengisahkan bahwa Soekarno memang salah satu tokoh yang dikagumi oleh Frans Seda.

Selain Soekarno, para pastur juga menjadi idola Frans. Sebab, sejak anak-anak dia banyak bersentuhan dengan kehidupan biara dan gereja.

Perkenalannya dengan Soekarno terus berkelanjutan dan merajut sebuah hubungan erat sampai Era Kemerdekaan, ketika Soekarno duduk di tampuk kekuasaan republik. Belakangan, Frans didapuk sang proklamator sebagai Menteri Perkebunan pada 1964-1966 dan Menteri Pertanian pada 1966.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com