Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dens Saputra
Dosen

Menulis adalah seni berbicara

Opera Van Java: Komedi Lawas tentang Politik Naik dan Turun Gunung

Kompas.com - 04/10/2022, 10:26 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Publik hari ini tentu memiliki banyak kecurigaan terhadap segala bentuk drama politik. Masyarakat kita pada akhirnya memaksa politisi untuk bertarung secara terbuka.

Karena tuntutan serius ini membuat politisi akhirnya perbanyak drama dan komedi untuk menghibur partai, diri sendiri, atau bahkan menghibur masyarakat.

Pandangan politik telah bergeser menjadi aksi selebritas para elite. Tidak lagi terletak pada esensi dari demokrasi substansial yang kita harapakan muncul dari wakil-wakil kita.

Menjadi politisi di republik ini harus bisa akting layaknya aktor atau aktris profesional. Karena itu salah satu cara menjawab pertanyaan dan kecurigaan masyarakat dari kasus-kasus serius yang menjerat elite.

Kita tahu bahwa ketika menjelang pemilu, saat di mana politisi menjelma menjadi masyarakat biasa. Bisa disebut pencitraan, bisa juga memang karakter politisi.

Apapun itu layak dilakukan untuk menarik simpati publik. Tidak hanya politisi, partainya pun kompak membangun image agar terkesan populis.

Ujungnya adalah mengatasnamakan rakyat sebagai basis tindakan politik. Pajangan-pajangan populis bertebaran dari kota besar sampai pelosok desa.

Tujuannya cuma satu, bisa dikenal masyarakat. Ini tragedi unik bangsa kita di mana sensasi adalah unsur utama mendapat kepercayaan publik dan bukan kualitas.

Tidak heran jika mantan koruptor tetap bisa mengikuti Pemilu meski hanya dengan syarat ada informasi resmi dari politisi tersebut bahwa pernah dipenjara karena korupsi.

Alasan keikutsertaan politisi korup itu adalah nilai humanisme. Namun pertanyaannya apakah ketika koruptor memakan uang negara untuk keuntungan pribadi dan banyak masyarakat menderita, bukankah tindakan koruptif itu adalah pelanggaran humanisme dan demokrasi?

Pertanyaannya kemudian, apa yang kita dapat dari tayangan lakon – lakon politik di negeri ini? Di tengah ketidakpastian suara rakyat yang katanya di suarakan oleh elite, tetapi kenyataannya suara partai lah yang lebih dominan.

Rakyat hanyalah penonton dengan karcis yang harus dibayar untuk menyaksikan opera komedi. Ujungnya kita telah tau, meskipun cerita seputar politik hanya itu–itu saja.

Kalau bukan politisi yang bikin sensasi, berarti partainya yang bikin gaduh. Ada pindah partai, ada pindah pendukung, ada pindah kepentingan, bahkan pindah hanya karena pernah ditolong.

Tragis memang, tapi di satu sisi inilah komedi yang kita saksikan hampir setiap hari di tengah proses komunikasi para politisi untuk mendapat untung ketika 2024.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com