Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Harap Hasil Pembahasan Pimpinan KTT G20 Dapat Dirangkum dalam 34 Paragraf

Kompas.com - 03/10/2022, 15:46 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo kembali memimpin rapat bersama jajaran kabinetnya untuk mematangkan berbagai persiapan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin (3/10/2022).

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa rapat tersebut membahas persiapan baik dari sisi substansi maupun teknis.

"Dalam substansi sudah disampaikan bahwa Indonesia ini salah satu yang hampir semua working group, engagement group-nya selesai," ujar Airlangga dalam keterangannya.

Baca juga: Bertolak Menuju Batang, Jokowi akan Lakukan Groundbreaking Pabrik Pipa

Ia menambahkan bahwa dalam pertemuan jalur sherpa (sherpa meeting), masih akan dibahas substansi seputar ekonomi, kesehatan, dan keuangan.

Menurutnya, dalam rapat tersebut, para menteri juga telah menyampaikan laporan kepada Presiden Joko Widodo mengenai format dan bentuk laporan akhir nanti.

"Tadi disampaikan ke Bapak Presiden dan pada prinsipnya persetujuan mengenai format dan bentuk laporan akhir yang masih akan dibahas di dalam empat putaran sous-sherpa," lanjutnya.

Baca juga: Antisipasi BMKG jika Gempa M 8,5 Terjadi Saat KTT G20 di Bali, Sejumlah Lokasi Aman Disiapkan

Selain itu, dalam rapat juga dibahas mengenai kesiapan di Bali juga detail sesi pada saat KTT G20 nanti.

Menurut Airlangga, Indonesia berharap agar keseluruhan hasil pembahasan para pemimpin negara G20 bisa sederhana dan dirangkum dalam 34 paragraf.

"Ini sudah mulai dipersiapkan. Memang beberapa negara, terutama negara-negara maju, masih mendorong agar masalah yang terkait dengan Ukraina itu menjadi kesepakatan bersama, sementara kita ingin masuk dalam leaders declaration," jelasnya.

Untuk memastikan kesiapan Bali sebagai tuan rumah, Presiden Joko Widodo akan meninjau langsung lokasi pelaksanaan pertemuan G20.

Baca juga: Yogyakarta Bersiap Jadi Tuan Rumah Asean Tourism Forum, Hampir Selevel dengan G20

Presiden juga ingin memastikan detail agenda pertemuan karena agenda KTT G20 berdekatan waktunya dengan pertemuan internasional lainnya yaitu KTT ASEAN dan APEC.

"Jadi dari segi teknis maupun format ini masih ada pembahasan-pembahasan yang harus didalami lagi. Namun, dari segi kesiapan, Bapak Presiden sendiri akan meninjau ke Bali untuk mengecek detail kesiapan agenda tersebut," tutur Airlangga.

"Kita ketahui bahwa agenda dari G20 nanti adalah sangat berhimpitan dengan agenda ASEAN sebelumnya, agenda G20, dan agenda APEC, sehingga jadwal di bulan November nanti akan sangat padat," tambahnya.

Adapun forum G20 adalah forum kerja sama 20 negara ekonomi utama dunia.

Baca juga: Negara G20 Ingin Investasi Pariwisata ke Indonesia, Termasuk Rusia

Forum internasional yang akan digelar pada 15-16 November 2022 ini berfokus pada kebijakan di bidang ekonomi dan pembangunan, termasuk di negara-negara miskin dan kecil.

Komposisi negara anggota G20 mencakup 80 persen PDB dunia, 75 persen ekspor global, dan 60 persen.

Anggota-anggota G20 sendiri terdiri atas 19 negara dan 1 kawasan, yaitu: Argentina, Australia, Brazil, Kanada, Republik Rakyat Tiongkok atau China, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Republik Korea, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Turki, Inggris, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.

Namun terlepas dari 20 negara itu, Indonesia juga mengundang negara lain dalam forum G20 dalam presidensinya.

Mengutip situs resmi Kementerian Luar Negeri, pada 13 April 2022, Indonesia mengundang 9 negara tamu (invitees) yang nantinya turut memberikan pandangan dalam pembahasan prioritas.

Baca juga: G20 Empower Dorong Perempuan Jadi Pelaku UMKM untuk Pulihkan Ekonomi

Negara tersebut yakni Spanyol, Ketua Uni Afrika, Ketua the African Union Development Agency-NEPAD (AU-NEPAD), Ketua Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), Belanda, Singapura, Persatuan Emirat Arab, Ketua The Caribbean Community (CARICOM), dan Ketua Pacific Island Forum (PIF).

Selain negara, ada 10 organisasi internasional yang diundang yaitu Asian Development Bank (ADB), Financial Stability Board (FSB), International Labour Organization (ILO), dan International Monetary Fund (IMF), Islamic Development Bank (IsDB), Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), World Bank, World Health Organization (WHO), World Trade Organization (WTO), dan United Nations (UN).

Diundangnya negara tamu tersebut tidak terlepas dari penekanan Presiden Joko Widodo untuk presidensi G20 Indonesia, yakni inklusivitas, untuk mewujudkan pemulihan bersama pasca pandemi Covid-19 alias “leave no one behind".

Oleh karena itu, Indonesia pun memberikan perhatian besar kepada negara berkembang di Asia, Afrika, Amerika Latin, termasuk negara­ kepulauan kecil di Pasifik dan Karibia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com