Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota DPR Pertanyakan Beda Atensi Komnas HAM di Kasus Brigadir J dan Km 50

Kompas.com - 30/09/2022, 16:06 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani mempertanyakan alasan Komnas HAM terlihat memiliki perbedaan atensi dalam menangani kasus tertentu.

Kasus yang dibandingkan Arsul adalah pembunuhan Brigadir Yosua atau Brigadir J dengan kasus penembakan anggota FPI atau dikenal kasus Km 50.

Arsul melihat, Komnas HAM sangat luar biasa menaruh atensi terhadap kasus pembunuhan Brigadir J.

"Bahkan buat saya, itu Komnas HAM melakukan hal-hal yang bagi saya, terus terang itu beyond the authority, beyond the competence, melebihi dari otoritasnya. Saya tidak usah menginikan," kata Arsul dalam fit and proper test calon komisioner Komnas HAM periode 2022-2027 di Komisi III, Jumat (30/9/2022).

Baca juga: Dicecar soal Dugaan Dekat dengan Politikus, Calon Komisioner Komnas HAM Petahana Jawab Begini

Arsul mengatakan hal itu usai calon komisioner Komnas HAM petahana, Amiruddin menyampaikan visi misinya.

Selain itu, Arsul juga menyindir kinerja Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik.

Menyindir dengan nada halus, Arsul menyebut Taufan luar biasa melakukan pekerjaannya saat mengunjungi seorang tersangka korupsi.

Arsul tak menyebut tersangka korupsi yang dimaksud telah dikunjungi Ahmad Taufan Damanik.

"Sampai seorang tersangka korupsi pun ditemui, entah di mana aspek pelanggaran HAM-nya. Luar biasa. Datang jauh-jauh ke sana, luar biasa ketua Komnas HAM kita ini," tutur Waketum PPP itu.

Baca juga: Amiruddin Dicecar soal Komnas HAM Mirip LSM Saat Fit and Proper Test di Komisi III DPR RI

Namun, kata Arsul, atensi luar biasa itu justru tidak terlihat ketika Komnas HAM menangani kasus Km 50.

Atensi Komnas HAM, menurutnya, berbeda baik secara kuantifikasi maupun kualifikasi ketika menangani kasus Km 50.

Arsul mengaku heran, padahal jumlah nyawa yang meninggal akibat kasus tersebut lebih banyak dibandingkan kasus pembunuhan Brigadir J.

"Nah, saya karena saudara adalah komisioner petahana, bagaimana saudara men-defend posisi Komnas HAM dalam kasus-kasus tersebut. Terutama, ketika membandingkan antara atensi pada kasus pembunuhan Brigadir J dengan apa yang terjadi pada Km 50 yang itu jumlah nyawa yang hilang jauh lebih banyak," ujar Arsul.

Baca juga: 12 Calon Komisioner Komnas HAM Jalani Fit and Proper Test di Komisi III DPR Hari Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com