Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Sebut Puan Maharani Berpotensi Gerus Suara PDI-P, Kader Pendukung Bilang Begini

Kompas.com - 30/09/2022, 10:38 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus PDI-P Masinton Pasaribu mengaku, ia tidak ambil pusing melihat survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) terkini yang menunjukkan bahwa suara PDI-P akan tergerus apabila mengusung Puan Maharani sebagai calon presiden (capres) di 2024.

Menurut Masinton, survei merupakan salah satu metode tetapi bukan satu-satunya indikator untuk mengambil keputusan.

"Survei itu sebagai sebuah potret yang kita gunakan, iya, tetapi bukan satu-satunya dalam variabel untuk memutuskan keputusan," kata Masinton di Kompleks Parlemen Senayan, Kamis (29/9/2022).

Pendukung Puan Maharani di internal PDI-P itu kemudian menjelaskan makna survei dalam pemahamannya.

Baca juga: Saat Puan Maharani Turun Ke Sawah dan Tandur Padi Maju

Survei, menurut Masinton, merupakan potret persepsi publik pada waktu yang lampau.

"Survei kan tidak bisa memotret persepsi ke depan," ujar anggota Komisi XI DPR itu.

Di sisi lain, Masinton menyatakan bahwa Puan Maharani hingga kini masih fokus melakukan pekerjaannya, baik sebagai Ketua DPR maupun Ketua DPP PDI-P.

Terkait pencapresan di PDI-P, Masinton menilai hal tersebut ada di ranah Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

"Mbak Puan itu tugasnya kerja, membangun silaturahmi kepada tokoh-tokoh bangsa, pimpinan dan tokoh masyarakat," kata Masinton.

Baca juga: Politikus PDI-P Yakin Pertemuan Puan dan Demokrat Tak Bahas soal Dugaan Kecurangan Pemilu 2024

Sebelumnya diberitakan, pendiri lembaga survei SMRC, Saiful Mujani mengungkapkan hasil survei efek elektabilitas PDI-P terhadap pencalonan presiden.

Saiful mengatakan, apabila PDI-P mengusung Puan Maharani, maka tidak akan meningkatkan suara atau elektabilitas partai.

Pasalnya, berdasarkan survei, Puan Maharani justru membuat elektabilitas PDI-P menurun.

"Kita masukan treatment pertama yaitu Mbak Puan, sebagai treatment. Kalau tanpa Mbak Puan saja, netral saja, tanpa nama, itu PDI-P dapat 28 (persen suara). Kalau dimasukan Mbak Puan, jadi 25, menurun sedikit," kata Saiful dikutip dalam tayangan Youtube SMRC TV, Kamis (29/9/2022).

"Nah, sekarang, jadi Mbak Puan tidak meningkatkan elektabilitas PDI-P. Kalau dia dicalonkan, minimal hanya stabil saja, bahkan kurang sedikit," ujarnya lagi.

Baca juga: Survei SMRC Sebut Puan Tak Tingkatkan Elektabilitas PDI-P, Justru Gerus Suara

Sementara itu, jika PDI-P mengusung Gubernur Jawa Tengah sekaligus kader PDI-P Ganjar Pranowo, elektabilitas partai mengalami peningkatan tajam.

Hal tersebut diketahui dari pertanyaan, "Jika PDI-P mencalonkan Ganjar untuk menjadi presiden, apakah ibu/bapak akan memilih PDI-P atau calon anggota DPR dari PDI-P bila pemilihan umum dilakukan sekarang?".

Jawabannya, elektabilitas PDI-P meningkat menjadi 43 persen jika mengusung Ganjar Pranowo.

Artinya, responden akan memilih PDI-P jika partai berlambang banteng moncong putih itu mengusung Ganjar.

Baca juga: Komunikasi Politik Puan Kurang Merakyat, Pengamat: Karena Belum Pernah Jabat Posisi Strategis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Poin-poin Pidato Megawati di Rakernas PDI-P, Bicara Kecurangan Pemilu sampai Kritik Revisi UU MK

Poin-poin Pidato Megawati di Rakernas PDI-P, Bicara Kecurangan Pemilu sampai Kritik Revisi UU MK

Nasional
Pidato Megawati Kritisi Jokowi, Istana: Presiden Tak Menanggapi, Itu untuk Internal Parpol

Pidato Megawati Kritisi Jokowi, Istana: Presiden Tak Menanggapi, Itu untuk Internal Parpol

Nasional
Kader PDI-P Teriakkan Nama Jokowi, Saat Megawati Bertanya Penyebab Kondisi MK Seperti Saat Ini

Kader PDI-P Teriakkan Nama Jokowi, Saat Megawati Bertanya Penyebab Kondisi MK Seperti Saat Ini

Nasional
Megawati Singgung Pemimpin Otoriter Populis, Hukum Jadi Pembenar Ambisi Kekuasaan

Megawati Singgung Pemimpin Otoriter Populis, Hukum Jadi Pembenar Ambisi Kekuasaan

Nasional
Persilakan Rakyat Kritik Pemerintahannya, Prabowo: Tapi yang Obyektif

Persilakan Rakyat Kritik Pemerintahannya, Prabowo: Tapi yang Obyektif

Nasional
Garuda Indonesia Minta Maaf Usai Mesin Pesawat Pengangkut Jemaah Haji Rusak 2 Kali

Garuda Indonesia Minta Maaf Usai Mesin Pesawat Pengangkut Jemaah Haji Rusak 2 Kali

Nasional
Kembangkan Layanan Digital, Presiden Jokowi Akan Buka SPBE Summit 2024 dan Luncurkan GovTech Indonesia

Kembangkan Layanan Digital, Presiden Jokowi Akan Buka SPBE Summit 2024 dan Luncurkan GovTech Indonesia

Nasional
Pidato Megawati di Rakernas Dinilai Jadi Isyarat PDI-P Bakal Jadi Oposisi Prabowo

Pidato Megawati di Rakernas Dinilai Jadi Isyarat PDI-P Bakal Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Ketika Megawati Ungkap Isi Curhatnya pada Andika Perkasa soal TNI...

Ketika Megawati Ungkap Isi Curhatnya pada Andika Perkasa soal TNI...

Nasional
Jokowi Bagikan Sembako di Yogyakarta Saat PDI-P Gelar Rakernas di Jakarta

Jokowi Bagikan Sembako di Yogyakarta Saat PDI-P Gelar Rakernas di Jakarta

Nasional
Ganjar Yakin PDI-P Bakal Rumuskan Sikap Politik terhadap Pemerintahan Prabowo-Gibran di Rakernas Kali Ini

Ganjar Yakin PDI-P Bakal Rumuskan Sikap Politik terhadap Pemerintahan Prabowo-Gibran di Rakernas Kali Ini

Nasional
PAN Tak Mau Partai Baru Gabung Prabowo Dapat 3 Menteri, PKB: Jangan Baper

PAN Tak Mau Partai Baru Gabung Prabowo Dapat 3 Menteri, PKB: Jangan Baper

Nasional
Prananda Tak Hadir Pembukaan Rakernas V PDI-P, Ada Apa?

Prananda Tak Hadir Pembukaan Rakernas V PDI-P, Ada Apa?

Nasional
Soal Ganjar, Megawati: Belum Dipensiunkan, Terus Berjuang

Soal Ganjar, Megawati: Belum Dipensiunkan, Terus Berjuang

Nasional
Upaya PDI-P Agar Kader Berprestasi Tak Dibajak Partai Lain Saat Pilkada: Beri Surat Tugas

Upaya PDI-P Agar Kader Berprestasi Tak Dibajak Partai Lain Saat Pilkada: Beri Surat Tugas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com