Sebab, yang dikenal, cara menanam padi adalah tandur atau di-tata mundur.
Lewat unggahan di akun Instagram miliknya @puanmaharaniri, Puan menjelaskan bahwa cara menanam padi di Desa Sedang memang berbeda.
"Saya baru tahu pera petani di Desa Sedang, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, Bali menanam dengan cara berbeda. Di sini arena tanam padi dibentuk segi empat, yang di tengah kotaknya harus diinjak. Tingkat basah lahan juga berbeda, dan makin ke depan ternyata tanahnya semakin dalam," tulis Puan.
View this post on Instagram
Baca juga: Survei SMRC Sebut Puan Tak Tingkatkan Elektabilitas PDI-P, Justru Gerus Suara
Istilah tandur memiliki filosofinya sendiri. Dikutip berdasarkan riset oleh Tri Wahyuni dalam judul "Makna Kultural pada Istilah Bidang Pertanian Padi di Desa Boja, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah", cara menanam padi yang dikenal dengan istilah tandur itu dibahas dengan lugas.
Istilah tandur disebut metode tradisional, yakni menanam padi dengan berjalan mundur.
"Istilah tandur merupakan akronim dari tanem karo mundur. Petani menanam padi dengan gerakan mundur. Jadi, penanaman dimulai dari bidang tanam depan, lalu mundur." tulis Tri Wahyuni dalam risetnya.
Penelitian itu diterbitkan dalam jurnal Jalabahasa volume 13, Nomor 1 tahun 2017. Jurnal itu salah satu yang dimiliki Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Tri Wahyuni juga menuliskan bahwa filosofi tandur merupakan cara pandang untuk menghormati Dewi Sri atau Dewi Padi.
"Dengan berjalan mundur, para petani tidak merasa membelakangi sang Dewi. Selain itu, tandur juga dapat dimaknai sebagai penghormatan, sekaligus pengawasan pemimpin yang terjun di masyarakat luas terhadap rakyatnya," tulis Tri Wahyuni.
Baca juga: Komunikasi Politik Puan Kurang Merakyat, Pengamat: Karena Belum Pernah Jabat Posisi Strategis
Setelah menanam padi, dalam keterangan pers, Puan terus melanjutkan kunjungan kerjanya di Badung.
Ia meninjau pameran UMKM hasil produksi pertanian setempat, mulai dari sayuran, padi, hingga beras.
Puan memuji hasil pertanian Desa Sedang. Menurutnya, sayur-sayuran di sana terlihat sangat bagus.
“Sayuran di sini segar-segar dan besar-besar,” ujar Puan Maharani.
Baca juga: Nilai Wajah Cemberut Puan Pengaruhi Persepsi Publik, Pengamat: Gesturnya Masih Elite
Ia kemudian memborong produk hasil pertanian yang dipamerkan seperti kacang merah, terong, dan timun.
Usai meninjau pameran hasil tani, Puan Maharani berdialog dengan warga.