Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. Salamun, M.Pd.I
Dosen di STIT Pringsewu

Dosen tetap di STIT Pringsewu Lampung, Alumni program Doktor UIN Raden Intan Lampung

Dua Gibran, Merdeka Belajar dan Diplomasi Istana

Kompas.com - 26/09/2022, 06:21 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Itulah setidaknya yang disampaikan Gibran kepada RG ketika didesak untuk maksud apa menemuinya.

Perjumpaan dua tokoh beda generasi tersebut tentu menjadi menarik setidaknya dengan dua catatan:

Pertama, RG sangat kritis dan bahkan sering menggunakan diksi “dungu” untuk menyebut orang yang berseberangan dengan pemikirannya atau setidaknya dinilai “kurang sehat” dalam bernalar.

Sikap kritis beliau terutama dialamatkan kepada para pemangku kekuasaan termasuk kalangan Istana.

Kedua, RG telah memberikan pembelajaran komunikasi yang baik dengan tidak antipati terhadap Istana.

Beliau tidak suka dengan cara berpikir orang-orang Istana, tapi tidak benci kepada orang (personanya).

Ini menjadi penting bahwa ketidaksukaan terhadap seseorang hendaklah ketidaksukaan atas pikiran, sikap dan tindakannya, bukan pada oknumnya meski agak sulit sebenarnya untuk memisahkan.

Implikasi dari sikap ini adalah keberpihakan kita kepada sesuatu atau katakanlah seseorang bukan pada pribadi (personanya), namun kepada pikiran, sikap dan tindakannya. Hal demikian akan membangun dan memelihara sikap kritis kita kepada siapapun.

Kita tidak boleh fanatik buta kepada seseorang katakanlah pemimpin tanpa reserve, pejah gesang nderek panjenengan (hidup atau mati ikut seseorang), benar salah tetap didukung dan dibela mati-matian dan seterusnya.

Terlepas dari soal, misalnya, Istana sedang melakukan diplomasi kepada rakyat yang notabene sedang menjerit dampak dari kebijakan kenaikan bahan bakar minyak (BBM), tentu dari muatan perbincangan dan itu setidaknya yang terpublikasi, maka Gibran sesungguhnya sebagai seorang pribadi (persona) sedang mengasah kecerdasan interpersonalnya.

Bahkan dengan gesit perjumpaannya dengan RG dimanfaatkan untuk menjalin kehangatan kepada follower-nya dengan membagi-bagikan sneaker yang hal demikian dapat dilihat sebagai bentuk kecerdasan finansial ala generasi milenial.

Esensi dari perjumpaan Gibran dengan RG yang pasti hanya Tuhan dan para pihak di balik pertemuan tersebut, yang mengetahui maksud sebenarnya.

Namun setidaknya Gibran sebagai anak muda yang sedang mendapat tugas (pembelajaran praksis) dari sang ayah untuk menjalani laku sebagai politisi dan juga tentu mayoritas masyarakat Solo memilih sebagai pemimpin mereka, tentu pada akhirnya proses pembelajaran politik dengan terjun langsung dalam politik praktis tersebut akan ditentukan pada bagaimana dapat menjalankan tugas dan amanah itu sampai paripurna.

Apakah Gibran sebagai bagian dari Istana untuk melakukan misi diplomasi kepada tokoh yang sangat intens melayangkan kritik kepada Istana, atau Gibran sedang menegaskan kesungguhannya untuk berguru kepada RG, tentu menjadi bagian pelajaran penting yang bermakna dalam proses kehidupan personal dan politiknya kedepan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Nasional
Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Nasional
Yakin Presidential Club Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Yakin Presidential Club Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Nasional
Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Nasional
Gejala Korupsisme Masyarakat

Gejala Korupsisme Masyarakat

Nasional
KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

Nasional
PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

Nasional
Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Nasional
Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Nasional
Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com