JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pinrang, Sudirman, memaparkan budidaya kakao di Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel) pernah berjaya di era 1980 sampai awal 2000.
Namun, minat petani kakao di Pinrang terus menurun akibat penurunan harga.
Awalnya, Sudirman menyampaikan bahwa pertambakan udang dan perkebunan kakao sempat berjaya pada masanya.
"Terkait sejarah kakao di Pinrang, itu hampir sama dengan sejarah tambak di Pinrang. Itu tahun 1980-an. Jadi memang Pinrang ada dua kejayaan, di tambak dan di perkebunan," ujar Sudirman saat ditemui di Desa Sipatuo, Kabupaten Pinrang, Sulsel, Selasa (20/9/2022).
Sudirman membeberkan, kala itu, harga kakao di Pinrang termasuk luar biasa. Sehingga, pendapatan yang didapat petani kakao cukup tinggi.
Namun, pada tahun 1990-an, harga kakao menurun.
"Kakao juga sudah hampir hilang karena penyakit dan tidak bisa didapatkan bagaimana mendapatkan bibit," tuturnya.
Terus menurunnya harga, kata Sudirman, akhirnya membuat perkebunan kakao perlahan menyusut di Pinrang.
Akibatnya, petani memilih beralih ke tanaman lain yang lebih menguntungkan.
"Jadi saya kira kalau petani kita mau membudidaya, tentu harus dijaga kestabilan harga. Padahal biaya produksi luar biasa. Sehingga mereka (berpikir), 'untuk apa kita tanam cokelat?'" kata Sudirman.
Baca juga: 8 Daerah Penghasil Kakao Terbesar di Indonesia, Produksi Terbanyak Ada di Sulawesi
Tidak hanya ketidakstabilan harga, petani kakao kini juga mendapat masalah baru, di mana para pembeli yang justru menentukan harga.
Oleh karena itu, kata Sudirman, pemerintah kabupaten bersama pihak swasta, dalam hal ini PT Mondelez Indonesia, duduk bersama untuk menyelesaikan permasalahan harga kakao di Pinrang.
"Bagaimana kita stabilkan harga disesuaikan dengan biaya produksi yang mereka lakukan. Kalau ini kita mempertahankan, insyallah kakao bisa lebih jaya," ucapnya.
Ilham, petani kakao binaan Cocoa Life, sebuah program yang diinisiasi oleh PT Mondelez International, mengungkapkan harga kakao di Pinrang sedang turun saat ini.
Harga kakao dibanderol Rp 28.000 sampai Rp 30.000 per kilogram. Padahal, di daerah lain bisa mencapai di atas Rp 40.000 per kilogram.