Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Petani di Pinrang Sulsel Pasrah Tanam Cokelat karena Harga Kakao Anjlok...

Kompas.com - 22/09/2022, 06:01 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pinrang, Sudirman, memaparkan budidaya kakao di Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel) pernah berjaya di era 1980 sampai awal 2000.

Namun, minat petani kakao di Pinrang terus menurun akibat penurunan harga.

Awalnya, Sudirman menyampaikan bahwa pertambakan udang dan perkebunan kakao sempat berjaya pada masanya.

"Terkait sejarah kakao di Pinrang, itu hampir sama dengan sejarah tambak di Pinrang. Itu tahun 1980-an. Jadi memang Pinrang ada dua kejayaan, di tambak dan di perkebunan," ujar Sudirman saat ditemui di Desa Sipatuo, Kabupaten Pinrang, Sulsel, Selasa (20/9/2022).

Baca juga: Keluhan Petani Kakao dan Upaya Pemerintah-Swasta agar Budi Daya Cokelat di Pinrang Sulsel Tetap Eksis

Sudirman membeberkan, kala itu, harga kakao di Pinrang termasuk luar biasa. Sehingga, pendapatan yang didapat petani kakao cukup tinggi.

Namun, pada tahun 1990-an, harga kakao menurun.

"Kakao juga sudah hampir hilang karena penyakit dan tidak bisa didapatkan bagaimana mendapatkan bibit," tuturnya.

Terus menurunnya harga, kata Sudirman, akhirnya membuat perkebunan kakao perlahan menyusut di Pinrang.

Akibatnya, petani memilih beralih ke tanaman lain yang lebih menguntungkan.

"Jadi saya kira kalau petani kita mau membudidaya, tentu harus dijaga kestabilan harga. Padahal biaya produksi luar biasa. Sehingga mereka (berpikir), 'untuk apa kita tanam cokelat?'" kata Sudirman.

Baca juga: 8 Daerah Penghasil Kakao Terbesar di Indonesia, Produksi Terbanyak Ada di Sulawesi

Tidak hanya ketidakstabilan harga, petani kakao kini juga mendapat masalah baru, di mana para pembeli yang justru menentukan harga.

Oleh karena itu, kata Sudirman, pemerintah kabupaten bersama pihak swasta, dalam hal ini PT Mondelez Indonesia, duduk bersama untuk menyelesaikan permasalahan harga kakao di Pinrang.

"Bagaimana kita stabilkan harga disesuaikan dengan biaya produksi yang mereka lakukan. Kalau ini kita mempertahankan, insyallah kakao bisa lebih jaya," ucapnya.

Buah kakao yang menjadi bahan baku dari cokelat di salah satu kebun kakao di Desa Sipatuo, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, Selasa (20/9/2022). KOMPAS.com/ADHYASTA DIRGANTARA Buah kakao yang menjadi bahan baku dari cokelat di salah satu kebun kakao di Desa Sipatuo, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, Selasa (20/9/2022).

Ilham, petani kakao binaan Cocoa Life, sebuah program yang diinisiasi oleh PT Mondelez International, mengungkapkan harga kakao di Pinrang sedang turun saat ini.

Harga kakao dibanderol Rp 28.000 sampai Rp 30.000 per kilogram. Padahal, di daerah lain bisa mencapai di atas Rp 40.000 per kilogram.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com