Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Kebocoran Data, Anggota Komisi I: Apa Perlu Kita Rekrut "Hacker"?

Kompas.com - 13/09/2022, 19:16 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi I DPR RI Dave Akbarshah Fikarno atau yang dikenal Dave Laksono meminta pemerintah mengantisipasi keamanan siber dalam menghadapi peretas (hacker) data pribadi yang belakangan marak terjadi.

Bahkan jika diperlukan, Dave menyarankan pemerintah merekrut para hacker untuk keamanan siber. Menurut dia, cara tersebut lebih masuk akal dibanding meminta peretas untuk tidak meretas.

"Seperti yang saya pernah utarakan di rapat dengan Menteri kominfo, kalau kita hanya memohon hacker jangan meng-hack, itu hanya justru mengagregasi dan bahkan membuat amarah mereka malah semakin kencang," kata Dave dalam forum legislasi di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (13/9/2022).

"Justru harus lebih pandai, bijak, dan pintar. Apa perlu kita rekrut para hacker? Apa perlu kita hire (rekrut) mereka menjadi bagian dari pemerintahan dibanding mereka menyerang?" kata Dave lagi.

Baca juga: Pakar Soal Kebocoran Data: Masyarakat Harusnya Marah, Bukan Menjadikan Bjorka Pahlawan

Dave mengungkapkan, pemerintah perlu melakukan kerja sama dengan berbagai pihak. Selain dengan kementerian/lembaga (K/L), pemerintah bisa bekerja sama dengan instansi pendidikan untuk merekrut, membina, dan menciptakan programmer baru.

Lewat kerja sama itu, Indonesia tidak akan kekurangan SDM unggul di bidang teknologi.

Orang-orang yang direkrut ini bisa menciptakan sistem baru sehingga kebocoran data tak perlu terjadi lagi.

"Selama aturannya, kepmen-nya (keputusan menteri), perpres-nya (perarturan presiden) atau program pemerintahnya itu tidak dibuat dan tidak di-update dengan teknologi terkini, ya pasti akan terus terjadi kebocoran (data). Karena itu harus ada ketegasan dan kejelasan dari pemerintah," ucap politikus Partai Golkar itu.

Lebih lanjut, dia menyampaikan, pemerintah perlu membangun jaringan yang lebih kuat dan aman dalam keamanan data. Pasalnya, Rancangan Undang-undang (RUU) Perlindungan Data Pribadi (PDP) tidak cukup untuk mengatur pengamanan data.

Baca juga: Heboh Hacker Bjorka Bocorkan Data Pejabat, Ridwan Kamil Yakin Data Pribadinya Juga Sudah Tersebar

Menurutnya, RUU PDP hanya memberikan kekuasaan atau otoritas hukum kepada pemerintah untuk melakukan pengamanan-pengamanan data.

"Yang lebih penting dan utama adalah pemerintah membangun jaringan yang lebih kuat, jaringan yang lebih aman, protokol yang lebih tegas. Dan yang digunakan di semua kementerian/lembaga atau pun instansi swasta, khususnya PSE-PSE (Penyelenggara Sistem Elektronik), menjadi pengampu data pribadi kita," ujar Dave.

Sebagai informasi, data pribadi masyarakat yang disimpan oleh kementerian/lembaga bocor. Kebocoran data ini diungkap oleh peretas bernama Bjorka.

Bjorka mengeklaim telah meretas dan membocorkan data-data mulai dari data kartu SIM, KPU, BIN hingga dokumen rahasia Presiden Jokowi.

Pada akhir pekan lalu, Bjorka mengumbar data pribadi sejumlah pejabat yakni Ketua DPR Puan Maharani, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, serta Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan.

Adapun sejauh ini, untuk melindungi data pribadi, Komisi I DPR dan pemerintah sepakat membawa RUU PDP menuju pengambilan keputusan tingkat II pada Rapat Paripurna yang akan datang.

Baca juga: Bareskrim Bergabung dalam Tim Khusus Usut Hacker Bjorka

RUU PDP dibawa ke rapat paripurna dalam rangka pengesahan menjadi undang-undang (UU). Pengambilan keputusan tingkat I sendiri telah dilaksanakan pada Rabu (7/9/2022).

"Jadi sebagaimana kita dengar 9 fraksi menyetujui, pemerintah juga menyetujui agar RUU Perlindungan Data Pribadi ini dibawa pada pembicaraan tingkat dua dalam rapat paripurna DPR untuk disahkan menjadi UU," ujar Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid di ruang rapat Komisi I DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (7/9/2022).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com