JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei yang diselenggarakan Litbang Kompas pada 6-9 September 2022 menunjukkan, mayoritas publik (93 persen) menilai subsidi bahan bakar minyak (BBM) masih diperlukan.
Bila dirinci, ada 37,1 persen responden yang menilai subsidi BBM diperlukan seperti selama ini berjalan, sedangkan 55,9 persen menyatakan subsidi BBM masih diperlukan tetapi harus lebih tepat sasaran.
Sementara, hanya ada 5,5 persen responden yang menganggap subsidi BBM tidak diperlukan dan 1,5 persen repsonden lainnya menjawab tidak tahu.
Baca juga: Litbang Kompas: Mayoritas Publik Bakal Berhemat Pasca Kenaikan Harga BBM
Dikutip dari Kompas.id, mereka yang menginginkan subsidi BBM sebagian besar datang dari kalngan ekonomi menengah ke bawah yang merasakan kenaikan harga BBM memberakan mereka.
Kendati demikian, survei juga menangkap bahwa mayoritas responden (94 persen) dari golongan kelas ekonomi menengah ke atas juga mengekspresikan hal serupa.
"Artinya, asumsi dasar bahwa kenaikan harga BBM akan memberatkan kehidupan masyarakat dari semua kelompok sosial ekonomi terbukti. Meskipun kelompok masyarakat menengah ke bawah lebih berat merasakan dampaknya," tulis Litbang Kompas.
Baca juga: Litbang Kompas: Mayoritas Responden Merasa Subsidi BBM Tidak Tepat Sasaran
Jajak pendapat ini pun menangkap harapan publik agar subsidi pemerintah tetap bisa dipertahankan dengan memperbaiki bentuk dan mekanismenya.
Sebab, subsidi BBM selama ini masih jauh dari ideal, salah satu alasannya karena kebijakan ini dinilai belum tepat sasaran.
Kesimpulan itu muncul di hasil jajak pendapat di mana sekira 70 persen responden merasa demikian, bahkan sebagian dari mereka menyatakan skema subsidi BBM selama ini sangat tidak tepat sasaran.
"Tak ayal, muncul harapan agar pemerintah lebih memperbaiki model subsidi yang diberikan. Separuh lebih responden menilai subsidi masih dirindukan masyarakat untuk menopang kehidupan mereka," tulis Litbang Kompas.
Baca juga: Litbang Kompas: 63,4 Persen Responden Khawatir Tarif BBM Naik Pengaruhi Harga Kebutuhan Pokok
"Oleh karena itu, mereka berharap skema subsidi BBM diperbaiki agar lebih tepat sasaran," tulis Litbang Kompas.
Survei ini melibatkan 504 responden dari 34 provinsi di Tanah Air dengan metode wawancara.
Sampel ditentukan secara acak dari panel Litbang Kompas sesuai proporsi jumlah penduduk di tiap provinsi.
Menggunakan metode tersebut tingkat kepercayaan survei mencapai 95 persen dan margin of error kurang lebih 4,37 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.