JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei Litbang Kompas menunjukkan bahwa mayoritas responden menilai subsidi harga bahan bakar minyak (BBM) yang diberikan pemerintah selama ini dinilai tidak tepat sasaran.
Berdasarkan jajak pendapat yang berlangsung 6-9 September 2022, 59,7 responden menyatakan subsidi harga BBM tidak tepat sasaran dan 9,7 persen menyatakan sangat tidak tepat sasaran.
Baca juga: Litbang Kompas: 63,4 Persen Responden Khawatir BBM Naik Pengaruhi Harga Kebutuhan Pokok
Hanya 25,2 persen responden yang menyatakan tepat sasaran dan 1,2 persen responden yang merasa sangat tepat sasaran. Sementara 4,2 persen responden menyatakan tidak tahu.
Di sisi lain para responden ingin sejumlah subsidi BBM yang dikurangi pemerintah bisa dipakai untuk tiga program lainnya.
Sebanyak 45,8 persen responden ingin anggaran subsidi BBM sebelumnya dialihkan untuk memberi bantuan kepada masyarakat melalui bantuan langsung tunai (BLT dan bantuan sosial (bansos).
Baca juga: Pekan Kedua Pasca Kenaikan Harga BBM, Gelombang Demonstrasi Terus Berlanjut di DPR dan Istana
“Sebanyak 27,3 persen responden ingin digunakan untuk membangun infrastruktur transportasi umum,” tulis survei Litbang Kompas dikutip dari Kompas.id, Senin (12/9/2022).
Lalu, 18,9 persen responden ingin anggaran subsidi BBM dapat dipakai untuk membangun fasilitas umum seperti sekolah dan rumah sakit.
Adapun survei melibatkan 504 responden dari 34 provinsi di Tanah Air dengan metode wawancara.
Sampel ditentukan secara acak dari panel Litbang Kompas sesuai proporsi jumlah penduduk di tiap provinsi.
Baca juga: Massa PA 212 Akan Berunjuk Rasa Tolak Kenaikan Harga BBM di Kawasan Patung Kuda
Menggunakan metode tersebut, tingkat kepercayaan survei mencapai 95 persen dan margin of error lebih kurang 4,37 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.