JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Partai Buruh sekaligus Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengancam jutaan pekerja bakal mogok nasional pada bulan November 2022, seandainya tuntutan mereka dalam rentetan aksi unjuk rasa September-Oktober tidak diindahkan.
"Puncaknya, akhir November kami mempersiapkan pemogokan nasional dengan cara setop produksi, keluar dari pabrik," kata Iqbal dalam jumpa pers, Jumat (9/9/2022).
"Mogok nasional akan diikuti 5 juta buruh di 15.000 pabrik, melibatkan 34 provinsi dan 440 kabupaten/kota," ujar dia.
Gelombang aksi ini dipicu oleh keputusan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).
Namun, aspirasi buruh dalam gelombang aksi unjuk rasa ini tidak hanya menuntut dibatalkannya kenaikan harga BBM, melainkan juga menuntut kenaikan upah minimum kabupaten/kota 10-13 persen serta penolakan atas omnibus law UU Cipta Kerja.
Iqbal berharap, aksi pada September 2022, yang diklaim bakal dilakukan selama sebulan penuh kecuali hari Jumat, Sabtu, dan Minggu, bisa mendorong kepala daerah untuk membuat rekomendasi penolakan kenaikan harga BBM kepada Presiden RI Joko Widodo dan pimpinan DPR RI, atau setidaknya mendesak parlemen membuat panitia khusus (pansus) BBM.
"Aspirasi daerah harus didengar," ujar Iqbal.
Baca juga: Kala Puan Semringah Dapat Kejutan Ulang Tahun Saat Rakyat Kepung DPR demi Tolak Harga BBM Naik
Menurut dia, tanpa kenaikan upah secara berarti akibat UU Cipta Kerja dan pandemi Covid-19, daya beli buruh bakal merosot tajam seiring kenaikan harga BBM yang diumumkan pemerintah pada Sabtu (3/9/2022).
"Pansus DPR RI diharapkan bisa membongkar, kenapa swasta bisa menjual BBM lebih murah? Apa yang terjadi dengan pembiayaan bersubsidi? Apakah ada mafia di penentuan harga BBM? Serta apa implikasi terhadap daya beli yang merosot?" ungkapnya.