Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Panas" di Acara PPP Usai Pencopotan Suharso Monoarfa, Waketum Beri Penjelasan

Kompas.com - 06/09/2022, 05:59 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Amir Uskara menjelaskan kenapa kader mereka menyoraki dirinya saat sedang membuka acara workshop nasional di Redtop Hotel, Jakarta Pusat.

Amir mengatakan, konflik internal yang terjadi di PPP turut dirasakan para kader sehingga terjadi hal yang tidak diinginkan itu.

"Pasti teman-teman (kader) merasakan sesuatu yang kurang baik apabila partai kita ada sedikit dinamika," ujar Amir saat ditemui di Redtop Hotel, Jakarta Pusat, Senin (5/9/2022) malam.

Baca juga: Teriakan Capek, Bohong, Turun Penuhi Acara PPP yang Tak Dihadiri Suharso dan Plt Ketum

Adapun situasi di internal PPP sendiri memang sedang terjadi dinamika, di mana Suharso Monoarfa diberhentikan dari kursi Ketua Umum (Ketum) PPP.

Muhammad Mardiono menjadi sosok yang ditunjuk sebagai Plt Ketum PPP.

Novinda Sekar Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Syaifullah Tamliha mengatakan pemberhentian Suharso Monoarfa sebagai ketua umum menyimpang

"Makanya, tadi saya maklumi saja apa yang disampaikan tertentu dalam bentuk ekspresi," tuturnya.

Amir menjelaskan, jika ada gejolak yang terjadi di DPP, kader di wilayah juga akan pusing.

Baca juga: Pencopotan Suharso Monoarfa dan Pamor PPP yang Kian Redup

Maka dari itu, sebagai kader yang juga pernah merasakan menjadi pengurus di kabupaten, Amir memaklumi sikap para kader.

"Tapi, insya Allah tentu ini akan kita redam secepat mungkin," ucap Amir.

Suasana acara workshop nasional PPP memanas saat kader menyoraki pimpinan PPP yang sedang memberi sambutan di atas panggung di Redtop Hotel, Jakarta Pusat, Senin (5/9/2022) malam. KOMPAS.com/ADHYASTA DIRGANTARA Suasana acara workshop nasional PPP memanas saat kader menyoraki pimpinan PPP yang sedang memberi sambutan di atas panggung di Redtop Hotel, Jakarta Pusat, Senin (5/9/2022) malam.

Sementara itu, Amir mengungkapkan alasan Mardiono sebagai Plt Ketum PPP tak menghadiri acara malam ini.

Menurutnya, dinamika internal PPP membuat Mardiono tidak hadir.

"Mungkin karena ada sedikit dinamika internal, makanya kami ditugaskan untuk membuka acara pada malam hari ini," imbuhnya.

 Disoraki kader sendiri

Sebelumnya, acara workshop nasional PPP sedikit memanas oleh sorakan para kader. Mereka berteriak 'bohong' hingga 'turun' saat pimpinan DPP PPP membuka acara tersebut.

Pantauan Kompas.com, Senin (5/9/2022) malam, sorakan itu mulai terjadi saat Wakil Ketua Umum DPP PPP Amir Uskara naik ke panggung dan memberikan sambutannya untuk membuka acara workshop nasional.

Baca juga: Kubu Suharso Monoarfa Melawan, Tamliha PPP: Tak Ada yang Bisa Copot Ketum!

Tidak ada Suharso Monoarfa yang baru-baru ini diberhentikan dari kursi Ketum PPP maupun Plt Ketum PPP Muhammad Mardiono di acara tersebut. Acara ini dihadiri oleh 905 kader.

Sejak awal, para kader PPP dari berbagai daerah di Indonesia sudau menyoraki Amir Uskara yang sedang memberi sambutan.

Di tengah sambutan, teriakan 'huu' kader PPP mulai mereda. Pembawa acara pun sempat mengingatkan para kader agar menghargai Amir yang sedang berbicara.

Kemudian, Amir kembali disoraki oleh kader saat membahas kondisi terkini yang sedang terjadi di PPP.

Baca juga: Kilas Balik Deretan Konflik Internal di PPP

Amir menjelaskan, keputusan Mahkamah Partai mengganti Suharso sudah berdasarkan usulan tiga pimpinan majelis, di mana satu di antaranya adalah majelis syariah.

"Jadi, ini majelis syariah kita sudah mengambil keputusan dan telah ditindaklanjuti. Kita ini adalah partai warisan ulama. Kaum ulama kita sudah mengambil keputusan tentu kita sami'na wa atho'na," ujar Amir di atas panggung.

Namun, pernyataan Amir itu membuat kondisi acara kembali memanas.

Para kader pun terlihat mengangkat tangannya dan kembali bersorak.

"Jangan berlindung di balik ulama," teriak seorang kader.

"Bohong," seru kader lainnya.

Kemudian, ada pula yang meminta Amir Uskara turun dari panggung. "Turun," teriak kader.

"Kita capek," timpal kader lain.

Baca juga: Soal Pemberhentian Suharso, Arsul Sebut demi Katrol Elektabilitas PPP

Di akhir sambutan, keadaan justru tambah memanas. Kader mulai berdiri dan terus menyoraki Amir Uskara.

Amir menyatakan dirinya membuka acara workshop nasional PPP malam itu. Namun mayoritas kader justru berteriak ditutup.

"Saya nyatakan dibuka," kata Amir.

"Dinyatakan ditutup. Tutup, tutup," timpal kader.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com