Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Didesak Terbitkan PP Pengangkatan Pj Kepala Daerah, Bukan Permendagri

Kompas.com - 02/09/2022, 20:35 WIB
Syakirun Ni'am,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah didesak menerbitkan produk hukum berupa peraturan pemerintah (PP) terkait aturan pelaksana pengangkatan penjabat (Pj) kepala daerah.

PP dinilai lebih tepat ketimbang peraturan menteri dalam negeri (Permendagri) yang kini sedang disusun Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Kurnia Ramadhana menilai wacana pemerintah yang berniat menggunakan permendagri tidak tepat.

Kurnia mengatakan, tindakan korektif yang diterbitkan Ombudsman Republik Indonesia meminta Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menyiapkan naskah usulan agar presiden menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP).

Baca juga: Tito Karnavian Ingatkan Penjabat Kepala Daerah agar Tak Korupsi

“(Aturan pelaksana) pengangkatan Pj kepala daerah harus diatur melalui peraturan pemerintah bukan melalui Permendagri,” kata Kurnia dalam konferensi pers di kantor KontraS, Kwitang, Jakarta Pusat, Jumat (2/9/2022).

Sebagai informasi, Ombudsman telah menerbitkan tindakan korektif atas pengaduan mengenai kebijakan Mendagri menunjuk Pj kepala daerah pada 19 Juli.

Namun, hingga saat ini Tito dinilai belum melaksanakan poin-poin tindakan korektif tersebut.

Dalam rapat kerja dengan Komisi II DPR RI, Tito mengatakan Permendagri tersebut saat ini sedang dalam tahap harmonisasi oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi manusia (Kemenkumham).

”Jadi, rancangannya sudah sampai di Kemenkumham. Kami sedang konsultasikan terus dengan Sekretariat Negara dan Kemenkumham,” kata Tito sebagaimana dikutip dari harian Kompas edisi Rabu (31/8/2022).

Dalam forum yang sama, peneliti Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Kahfi Adlan Hafiz mengatakan semestinya pemerintah tidak menerbitkan Permendagri, melainkan PP.

Menurutnya, hal ini sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Pemerintah Daerah (Pemda).

Selain itu, tindakan korektif yang tercantum dalam Laporan Akhir Hasil Pemeriksaan (LAHP) Ombudsman juga memerintahkan adanya PP terkait Pj kepala daerah.

“Maka yang jadi persoalan hari ini adalah ada beredar wacana di mana akan ada dibentuk aturan pelaksana yang baru tetapi dalam bentuk Permendagri,” ujar Kahfi.

Kahfi mengatakan, penunjukan Pj kepala daerah bukan urusan Internal Kemendagri melainkan agenda pemerintah. Adapun Kemendagri dalam hal ini hanya menjadi kementerian terkait sebagai pelaksana.

Karena itu, Perludem menuntut pemerintah membentuk aturan pelaksana berbentuk PP. Pembentukan aturan tersebut juga harus melibatkan partisipasi masyarakat sipil.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Nasional
Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com