JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komnas Hak Asasi Manusia (HAM) Ahmad Taufan Damanik membocorkan isi salah satu rekaman CCTV di pos satpam dekat rumah dinas Irjen Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan.
CCTV itu merekam bahwa Ferdy Sambo tiba di rumah dinas saat Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J masih hidup.
Awalnya, Taufan membeberkan bahwa seluruh kamera CCTV di TKP pembunuhan Brigadir J dirusak dan diambil oleh oknum polisi yang terlibat menghalangi penyidikan.
"Di dalam rumah TKP, iya CCTV dirusak, diambil, barang bukti digeser-geser, segala macam," ujar Taufan saat dihubungi Kompas.com, Jumat (2/9/2022).
Taufan menjelaskan, banyak kamera CCTV yang tidak bisa ditemukan oleh tim khusus (timsus) Polri bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Namun, untungnya, kamera CCTV yang ada di pos satpam dekat rumah dinas Ferdy Sambo ditemukan.
"Sehingga terbantahkan omongan Sambo yang bilang bahwa dia datang setelah Yosua meninggal," tuturnya.
Baca juga: Komnas HAM Ingatkan Ada Risiko Ferdy Sambo Bebas, Minta Polisi Perkuat Bukti
Taufan menggambarkan, di dalam rekaman CCTV itu, tampak Brigadir J berada di halaman rumah Sambo.
Hanya, Brigadir J terlihat seperti orang yang sedang kebingungan.
Padahal, orang-orang yang baru tiba di rumah dinas bersama Brigadir J langsung masuk ke dalam rumah.
"Dia jalan di depan halaman tuh, ke kiri ke kanan kayak orang bingung gitu. Akhirnya Sambo datang. Yang lain masuk ke dalam rumah, Yosua dia di luar di halaman berdiri," kata Sambo.
Setelah itu, rekaman CCTV menampilkan Sambo tiba di rumah dinas, tak lama setelah rombongan Brigadir J tiba.
Saat masih di luar rumah dinas, Sambo yang baru turun dari mobil menjatuhkan pistolnya.
Baca juga: Polri Siapkan Sidang Komisi Banding untuk Ferdy Sambo
"Kan (pistolnya) ditaro di pinggangnya, dia turun dari mobil entah gimana jatuh," bebernya.
Kemudian, salah satu ajudan Sambo terlihat ingin membantu mengambil pistol yang jatuh itu.
Sambo lantas bereaksi agar ajudannya tidak menyentuh pistol tersebut.
"Langsung masuk dia (Sambo) ke dalam rumah. Tidak berapa lama, Yosua enggak kelihatan lagi," imbuh Taufan.
Taufan menyebut apa yang terjadi di dalam rumah dinas tersebut hingga saat ini masih 'gelap' karena tidak ada bukti apa pun, hanya ada keterangan saksi dan tersangka.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.