Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontak Erat dengan Pasien Cacar Monyet, IDI: Segera Periksa dan Isolasi Mandiri

Kompas.com - 01/09/2022, 22:21 WIB
Fika Nurul Ulya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Satgas Cacar Monyet (Monkeypox) Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Hanny Nilasari meminta agar masyarakat segera memeriksakan diri ke dokter dan melakukan isolasi mandiri (isoman) setelah berkontak erat dengan penderita cacar monyet.

Pencegahan penularan dilakukan agar virus yang tergolong zoonosis ini tidak menyerang secara massal, utamanya ketika seseorang sudah merasa bergejala usai berkontak erat dengan penderita.

"Jika merasa berkontak dengan yang terkonfirmasi, atau ada kontak erat, kalau misalnya teridentifikasi bahwa orang itu baru pulang dari bepergian dari negara-negara yang kasusnya sudah ada laporan terkonfirmasi, tentu harus memeriksakan dirinya ke faskes," kata Hanny saat melakukan Live Instagram bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di Jakarta, Kamis (1/9/2022).

Baca juga: Ada Pria Terinfeksi Covid-19, Cacar Monyet, dan HIV Bersamaan, IDI: Imunitasnya Sudah Rendah

Hanny menuturkan, orang yang berkontak erat dan suspek itu harus memberikan informasi yang sejelasnya kepada petugas kesehatan di rumah sakit atau klinik tersebut.

Pasalnya, manifestasi atau gejala cacar monyet hampir mirip dengan gejala virus cacar air atau pun herpes. Ruam-ruam atau lesi merah di kulit pun mirip dengan penyakit cacar pada umumnya.

"Memang perlu ketelitian khusus dan ketajaman klinis yang baik dari seorang petugas kesehatan. Supaya petugas kesehatan tidak ragu mendiagnosis dan memeriksa fisik maupun laboratorium yang dibutuhkan," ucap dia.

Setelah merasa muncul tanda-tanda lainnya seperti demam, meriang, dan pegal, Hanny meminta agar pihak yang berkontak erat dengan penderita segera melakukan isolasi mandiri.

Baca juga: IDI: Cacar Monyet Bisa Menyebar Lewat Percikan Ludah

Isolasi mandiri kasus konfirmasi cacar monyet ditetapkan selama 21 hari atau hingga gejala klinis menghilang.

"Kalau dia merasa bahwa dirinya tidak enak badan, ada demam, meriang, atau ruam kulit, tentu dia harus melakukan isolasi mandiri. Dimungkinkan isolasi mandiri, tidak berkontak dengan banyak orang, itu yang paling penting sebetulnya," imbau Hanny.

Hanny menjelaskan, biasanya ketika gejala sudah muncul, petugas kesehatan bakal melakukan pemeriksaan laboratorium menggunakan metode tes reaksi polimerase berantai (Polymerase Chain Reaction/PCR) dengan reagen khusus.

Sama seperti tes PCR Covid-19, tes PCR untuk cacar monyet menyasar cairan pusat tenggorokan, darah, maupun cairan dari ruam kulitnya. Dari 3 sumber tes tersebut, tes yang berasal dari ruam atau lesi kulit mempunyai persentase sensitivitas yang paling tinggi.

Baca juga: Epidemiolog: Cacar Monyet di Indonesia Varian Clade IIb, Cenderung Tak Bergejala atau Gejala Ringan

"Kita bisa ambil dari lentingnya dan bisa juga ambil dari yang ada nanahnya atau yang krusta. Jadi ketiga lesi itu kita ambil dan lakukan pemeriksaan dengan PCR. Pemeriksaan ini tidak lama dan cepat sekali terdiagnosis," sebut Hanny.

Gejala cacar monyet

Gejala cacar monyet hampir mirip dengan manifestasi yang ada pada infeksi virus lain, seperti cacar air dan herpes.

Gejala prodromal yang paling umum terjadi adalah demam. Hanny menuturkan, sebanyak 62 persen dari total penderita cacar monyet merasakan demam, sementara 38 persen lainnya tidak merasa demam.

Gejala kedua yang banyak dirasa penderita adalah limfadenopati alias membesarnya kelenjar getah bening lebih dari 1 sentimeter. Limfadenopati dirasakan oleh 56 persen penderita.

Lalu, diikuti oleh gejala lainnya seperti letargi atau lemas, mialgia atau nyeri otot, sakit kepala, dan nyeri tenggorokan.

Baca juga: Epidemiolog: Vaksin Cacar Monyet Bukan Solusi Tunggal Cegah Penularan

"Setelah beberapa hari gejala prodromal, mulai muncul manifestasi kulit yang klasik, ada makula tapi merah, kemudian ada ruam vesiculopustural, ada lentingnya, seperti ada nanahnya, diikuti gejala subjektif yang nyeri," jelas Hanny.

Sebagai informasi, cacar monyet sudah masuk ke Indonesia sejak ditemukannya 1 kasus konfirmasi positif. Penderita adalah seorang laki-laki yang melakukan perjalanan luar negeri ke negara-negara yang merebak cacar monyet.

Cacar monyet adalah infeksi virus yang disebabkan oleh virus dari genus orthopoxvirus. Virus pertama kali ditemukan di Denmark pada tahun 1958.

Kasus pertama cacar monyet pada manusia dilaporkan di Kongo, dan wabah pertama cacar monyet dilaporkan di Amerika Serikat (AS) pada tahun 2003. Hingga Agustus 2022, cacar monyet menyebar ke 88 negara termasuk Asia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com