Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adu Mulut Warnai RDP Kapolri dengan Komisi III Saat Bahas Konsorsium 303

Kompas.com - 24/08/2022, 15:47 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

Cucun hanya terdiam mendengar perkataan Adies. Lalu, Adies kembali mengingatkan agar anggota memberikan paparan sesuai data dan fakta.

Sebab, menurutnya hal tersebut sesuai dengan prinsip hukum di mana menjadi bidang Komisi III.

Baca juga: Kapolri Beberkan Trik Para Polisi untuk Tutupi Jejak Pelaku Pembunuhan Brigadir J

"Jadi begitu, kita ini orang hukum, bicara tentang hukum, kalau potong masalah pembicaraan baca tatib, boleh enggak interupsi, boleh enggak ngomong," ujar Adies.

Setelah itu, Dipo diberikan kesempatan untuk melanjutkan paparannya.

Tak diduga, adu mulut kembali terjadi. Hal ini mana kala Dipo menyinggung bahwa dirinya juga mengerti hukum.

"Saya lanjutkan ketua, saya juga orang hukum ketua," tegas Dipo.

"Sudah doktor belum?," tanya Adies.

"Ya, bukan begitu pak ketua," Dipo merespons.

Baca juga: Link Live Streaming Rapat Kapolri-DPR RI soal Kasus Brigadir J

Melihat hal ini, Sahroni memberikan interupsi kepada Cucun yang hendak menyampaikan pendapat.

Cucun mengatakan, hendaknya pimpinan komisi menghargai anggota yang berbicara.

"Saya itu sama dengan bapak juga menduduki pimpinan (pimpinan fraksi), enggak pernah saya diktator anggota harus di bawah pimpinan. Tolong juga hargai anggota pak. Ini anggota fraksi saya, bapak jangan potong. Kalau waktu habis ingatkan waktu, jangan ke substansi biarkan anggota saya ngomong pak," jelas Cucun.

Cucun juga mengaku tak senang saat Adies menyinggung gelar akademis saat Dipo mengeklaim dirinya orang hukum.

Menurutnya, setiap anggota punya hak yang sama, tidak berdasarkan gelar akademis yang hanya berhak mengutarakan pendapat.

Baca juga: Di RDP, Komisi III Desak Kapolri Buka Motif Pembunuhan Brigadir J

"Saya menghargai anggota mau ngomong ngomong apa silakan. Hak anggota di UU MD3 loh pak. Jangan bilang pak Dipo bukan doktor, pak Adies doktor harus dikomparasikan gitu. Enggak boleh pak. Apa jadi standar doktor itu," tegur Cucun.

Membalas Cucun, Adies mengaku tak senang jika dianggap diktator.

Menurutnya, ia hanya meluruskan terkait paparan Dipo soal file Konsorsium 303.

"Siapa yang diktator di sini, saya hanya meluruskan, pimpinan saya belum selesai. Saya hanya meluruskan di sini jangan sebut nama. Itu saja yang saya bilang," kata Adies.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com