Pohon tumbang bisa menjadi penyebab tewasnya seseorang yang tertimpa batang pohon tumbang tersebut.
Namun, menurut pandangan modern-natural, pohon tidak bisa dimintai pertanggung jawaban secara moral.
Tanggung jawab tidak bisa disamakan dengan penyebab begitu saja. Hanya manusia sebagai entitas rasional yang bisa bertanggung jawab, dan ia hanya bertanggung jawab sejauh ia bebas.
Terkait kebebasan, diskursusnya memang tidak sederhana. Untuk simplifikasi -- meski sebenarnya merupakan teori-efektif -- keberadaan kehendak-bebas (free will) diterima, atau diandaikan, sebagai ada agar teori pertanggungjawaban bisa diterapkan.
Tanpa berpegang pada pandangan kehendak-bebas, maka teori pertanggungjawaban moral, juga hukum, menjadi problematik.
Menurut pandangan yang berpijak pada keberadaan kehendak-bebas, manusia memiliki maksud dan tujuan. Perbuatan-perbuatan manusia diperintahkan oleh kehendak. Ada motif.
Dengan demikian, jika Sambo memiliki kehendak-bebas, maka perbuatannya didorong oleh motif.
Hanya saja, dari sisi hukum, motif perbuatan Sambo mungkin bisa tidak begitu penting, karena aspek legalitas telah terpenuhi.
Masyarakat umum sendiri, selain tidak memiliki wewenang mencampuri proses hukum, sempat dianggap tidak perlu mengetahui motif perbuatan Sambo.
Namun, di satu sisi, masyarakat memiliki perasaan moral atas peristiwa yang terjadi di sekitar mereka, justru karena manusia masih hidup dengan moralitas.
Ada pelajaran dan pesan moral yang bisa dipelajari oleh masyarakat dari peristiwa tersebut. Bukan soal pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh Polisi, karena itu merupakan pelajaran dan pesan moral bagi para Polisi.
Bagi masyarakat, pelajaran dan pesan moral mengapa suatu peristiwa pembunuhan terjadi.
Di sisi lain, kasus pembunuhan Joshua melibatkan aparat negara. Dilakukan oleh aparat-aparat negara (peristiwa pembunuhan ataupun rekayasa setelahnya), korbannya adalah aparat negara, terjadi di rumah (properti) milik negara, dan dilakukan dengan alat-alat atau fasilitas yang dibiayai oleh negara.
Semua rangkaian kejadian pembunuhan, dan rekayasa narasi, dibiayai oleh negara. Uang negara. Sumber pendapatan uang negara, salah satu yang terpenting, adalah dari pajak rakyat.
Maka, wajar jika masyarakat, sebagai salah satu pembiaya negara, mempertanyakan tentang apa yang sebenarnya terjadi, termasuk motif yang melatarbelakangi peristiwa pembunuhan.