Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati Minta Prabowo Tingkatkan Kualitas Alutsista dan Perwira TNI

Kompas.com - 11/08/2022, 17:37 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri meminta Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto meningkatkan kualitas alat utama sistem persenjataan (alutsista) dan kualitas perwira TNI.

“Saya enggak kebayang kalau suatu saat Indonesia diserang, peralatan perangnya,” kata Megawati saat menjadi pembicara dalam acara “Napak Tilas Ratu Kalinyamat Pahlawan Maritim Nusantara” di Markas Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (11/8/2022) siang.

“Saya bicara pada Pak Prabowo, selain yang namanya peralatan perang, yang harus, harus, harus ditingkatkan adalah apa? Keperwiraan dari manusianya, lahir dan batin,” ujar dia.

Baca juga: Gerindra Klaim Presiden Jokowi Izinkan Prabowo Maju Capres

Dalam kesempatan itu, Megawati juga menceritakan kehebatan armada laut Indonesia pada era kepemimpinan Presiden ke-1 RI, Soekarno atau Bung Karno.

Saat di era Bung Karno, Megawati mengatakan, Indonesia pernah mempunyai alutsista modern dengan kepemilikan 12 kapal selam kelas Whiskey.

“(Di era Bung Karno) angkatan laut kita itu punya 12 kapal selam kelas Whiskey, tinggal manggut benar enggak, termodern pada masa itu,” ujar Megawati.

Ia mengatakan, kehadiran 12 kapal selam ini juga didukung dengan kepemilikan 104 Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) kelas korvet dan KRI Irian.

KRI Irian merupakan kapal penjelajah kelas Sverdlov yang dibeli Indonesia pada tahun 1962 dari Uni Sovet yang kini bernama Rusia.

Mengawati mengatakan, KRI Irian tersebut mampu menampung 1.270 prajurit dan 60 perwira.

Megawati mengaku punya pengalaman manis dengan KRI Irian karena pernah menaiki langsung.

“KRI Irian kelas Sverdlov, keren. Saya naik kok kapal Irian, itu disuruh Bapaku (Bung Karno) juga,” ujar Megawati.

Baca juga: KSAL: Jika Bukan Jasa Besar Megawati, KRI Dewaruci Sudah Jadi Museum

Megawati juga mengatakan bahwa Bung Karno dulu membuat koridor strategis dengan menempatkan kawasan Indonesia bagian timur sebagai pusat kekuatan TNI Angkatan Laut.

Kemudian, Indonesia bagian tengah termasuk Kalimantan menjadi pusat kekuatan TNI Angkatan Udara dan Indonesia bagian barat termasuk Jawa sebagai pusat kekuatan TNI Angkatan Darat.

“Jadi dengan demikian sebenarnya mempermudah. Saya mikir kenapa bapak saya membuat strateginya kan karena mudah dari sisi lapangan untuk latihan,” ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Nasional
Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Nasional
Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Nasional
Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara Ditembak Mati

Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara Ditembak Mati

Nasional
Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Nasional
Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Nasional
Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Nasional
Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Nasional
PDI-P Harap PTUN Tidak Biarkan Pelanggaran Hukum yang Diduga Dilakukan KPU

PDI-P Harap PTUN Tidak Biarkan Pelanggaran Hukum yang Diduga Dilakukan KPU

Nasional
KPK Sebut SPDP Kasus Korupsi di PDAM Boyolali Hoaks

KPK Sebut SPDP Kasus Korupsi di PDAM Boyolali Hoaks

Nasional
Kompolnas Dorong Motif Bunuh Diri Brigadir RAT Tetap Diusut, Meski Penyelidikan Kasus Dihentikan

Kompolnas Dorong Motif Bunuh Diri Brigadir RAT Tetap Diusut, Meski Penyelidikan Kasus Dihentikan

Nasional
Airin Hadir di Taaruf Muhaimin Bersama Calon Kepala Daerah

Airin Hadir di Taaruf Muhaimin Bersama Calon Kepala Daerah

Nasional
Sentil KPU, Hakim MK Arief Hidayat: Sudah Hadir Ya Setelah Viral saya Marahi

Sentil KPU, Hakim MK Arief Hidayat: Sudah Hadir Ya Setelah Viral saya Marahi

Nasional
MPR Akan Temui Prabowo-Gibran Bicara Masalah Kebangsaan

MPR Akan Temui Prabowo-Gibran Bicara Masalah Kebangsaan

Nasional
Hakim Fahzal Hendri Pimpin Sidang Dugaan Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh

Hakim Fahzal Hendri Pimpin Sidang Dugaan Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com