JAKARTA, KOMPAS.com - Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri Komjen Agung Budi Maryoto membeberkan awal mula pihaknya berhasil menemukan oknum polisi yang mengambil kamera closed-circuit television (CCTV) di sekitar rumah Irjen Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Awalnya, selama sekitar satu minggu pertama, tim penyidik mengalami kesulitan dalam membongkar apa yang sebenarnya terjadi terhadap Brigadir J.
Pasalnya, sejumlah barang bukti pendukung sudah diambil, seperti kamera CCTV.
"Pada saat pelaksanaan olah TKP awal dilaksanakan kurang profesional dan beberapa alat bukti pendukung sudah diambil," ujar Agung dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (9/8/2022).
Itulah kenapa tim khusus bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo seolah-olah jalan di tempat.
Namun, akhirnya tim khusus mendapat informasi dari Badan Intelejen Keamanan (Baintelkam) Polri mengenai kamera CCTV tersebut yang hilang itu.
"Bahwa dijumpai ada beberapa personel yang diketahui mengambil CCTV dan yang lain-lainnya," tuturnya.
Berbekal informasi tersebut, kata Agung, Itwasum langsung membuat surat perintah gabungan agar Divisi Propam dan Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri mengusutnya.
Baca juga: Potensi Obstruction of Justice di Balik CCTV Rusak di Kasus Brigadir J...
Hari ini, Kepala Kepolisian RI (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit mengumumkan Irjen Ferdy Sambo sebagai tersangka kasus penembakan Brigadir J.
Dia disebut memerintahkan dan membuat skenario pembunuhan yang terjadi di rumah dinasnya, Jumat (8/7/2022).
Selain Ferdy Sambo, polisi juga menetapkan Bharada E, Bripka RR, dan seorang berinisial KM sebagai tersangka.
Sebelumnya diberitakan, pada 12 Juli 2022 lalu, atau 4 hari setelah pembunuhan Brigadir J, pihak kepolisian mengatakan, seluruh kamera CCTV di kediaman Ferdy Sambo mati saat kejadian baku tembak yang menewaskan Brigadir J.
Baca juga: Bharada E Tulis Sendiri Kronologi Penembakan Brigadir J
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto saat itu menyebutkan seluruh kamera CCTV di rumah itu mati karena decoder-nya rusak.
“Ya decoder-nya (rusak),” kata Budhi saat ditemui di Gedung Bareskrim, Mabes Polri, Jakarta, Selasa (12/7/2022).
Meski menyebut seluruh kamera mati saat kejadian, Budhi belum bisa memastikan jumlah CCTV yang ada di rumah tersebut.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.