Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awal Mula Oknum Polisi yang Diduga Ambil CCTV Sekitar Rumah Ferdy Sambo Ketahuan...

Kompas.com - 09/08/2022, 22:04 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri Komjen Agung Budi Maryoto membeberkan awal mula pihaknya berhasil menemukan oknum polisi yang mengambil kamera closed-circuit television (CCTV) di sekitar rumah Irjen Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Awalnya, selama sekitar satu minggu pertama, tim penyidik mengalami kesulitan dalam membongkar apa yang sebenarnya terjadi terhadap Brigadir J.

Pasalnya, sejumlah barang bukti pendukung sudah diambil, seperti kamera CCTV.

"Pada saat pelaksanaan olah TKP awal dilaksanakan kurang profesional dan beberapa alat bukti pendukung sudah diambil," ujar Agung dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (9/8/2022).

Baca juga: Peran Ferdy Sambo di Kasus Brigadir J: Ambil CCTV, Perintahkan Pembunuhan, dan Buat Skenario Adu Tembak

Itulah kenapa tim khusus bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo seolah-olah jalan di tempat.

Namun, akhirnya tim khusus mendapat informasi dari Badan Intelejen Keamanan (Baintelkam) Polri mengenai kamera CCTV tersebut yang hilang itu.

"Bahwa dijumpai ada beberapa personel yang diketahui mengambil CCTV dan yang lain-lainnya," tuturnya.

Berbekal informasi tersebut, kata Agung, Itwasum langsung membuat surat perintah gabungan agar Divisi Propam dan Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri mengusutnya.

Baca juga: Potensi Obstruction of Justice di Balik CCTV Rusak di Kasus Brigadir J...

Hari ini, Kepala Kepolisian RI (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit mengumumkan Irjen Ferdy Sambo sebagai tersangka kasus penembakan Brigadir J.

Dia disebut memerintahkan dan membuat skenario pembunuhan yang terjadi di rumah dinasnya, Jumat (8/7/2022).

Selain Ferdy Sambo, polisi juga menetapkan Bharada E, Bripka RR, dan seorang berinisial KM sebagai tersangka.

Sebelumnya diberitakan, pada 12 Juli 2022 lalu, atau 4 hari setelah pembunuhan Brigadir J, pihak kepolisian mengatakan, seluruh kamera CCTV di kediaman Ferdy Sambo mati saat kejadian baku tembak yang menewaskan Brigadir J.

Baca juga: Bharada E Tulis Sendiri Kronologi Penembakan Brigadir J

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto saat itu menyebutkan seluruh kamera CCTV di rumah itu mati karena decoder-nya rusak.

“Ya decoder-nya (rusak),” kata Budhi saat ditemui di Gedung Bareskrim, Mabes Polri, Jakarta, Selasa (12/7/2022).

Meski menyebut seluruh kamera mati saat kejadian, Budhi belum bisa memastikan jumlah CCTV yang ada di rumah tersebut.

“Saya belum menghitung semuanya,” ucap dia.

Baca juga: Soal Tuduhan Pelecehan Seksual, Pengacara Brigadir J Minta Istri Ferdy Sambo Diperiksa

Sementara itu, Seno Sukarto, Ketua RT 05 RW 01 di Kompleks Polri daerah Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan mengatakan, sejumlah polisi mengganti dekoder kamera CCTV yang ada di kompleks perumahan satu hari setelah baku tembak terjadi atau Sabtu (9/7/2022).

"Maksudnya bukan CCTV di rumah Pak Sambo, tapi alat (dekoder) CCTV yang di pos. Itu (diganti) hari Sabtu, saya tahu hari Senin. Iya (polisi) tidak pakai seragam," ujar Seno.

Seno mengatakan, ia tidak mengetahui pasti alasan polisi mengganti dekoder kamera CCTV yang posisinya berada di pos kompleks Polri tersebut.

"Sampai sekarang saya ketemu aja (polisi yang mengganti) juga tidak," kata Seno.

Baca juga: Penembakan Brigadir J atas Perintah Irjen Ferdy Sambo, Pakai Senjata Bripka RR

Menurut Seno, sejumlah kamera CCTV yang berada di kompleks Polri dipastikan aktif saat aksi baku tembak yang menewaskan Brigadir J itu terjadi. Sejumlah kamera CCTV mengarah ke jalan perumahan.

"Kamera CCTV di luar masih aktif. Tidak tahu kalau di dalam (rumah warga). Kecuali kalau yang punya CCTV di dalam rumah mati, kita yang memperbaiki," ucap Seno.

Seno mengaku merasa tersinggung dengan atas perilaku sejumlah polisi yang mengganti dekoder kamera CCTV tanpa alasan dan seizinnya.

"Terus terang saya juga ya kesal. Saya ini dianggap apa sih, maaf saja saya ini jenderal loh, meskipun RT," ucap Seno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Nasional
Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Nasional
Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Nasional
Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Nasional
Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Nasional
14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

Nasional
Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Nasional
Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Nasional
Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Nasional
SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

Nasional
Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Nasional
Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta 'Rest Area' Diperbanyak

Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta "Rest Area" Diperbanyak

Nasional
Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Nasional
Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Nasional
Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com